Kompetisi nasional diharapkan bisa adopsi protokol negara lain
29 Mei 2020 20:40 WIB
Foto ilustrasi: Sejumlah pesepak bola Persija Jakarta melakukan salam siku dengan pesepak bola Bhayangkara FC usai pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Salam siku dilakukan sebagai pengganti jabat tangan menyusul merebaknya wabah virus Corona atau COVID-19. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan, apabila kompetisi nasional dilanjutkan diharapkan bisa mengadopsi protokol kesehatan yang diterapkan negara-negara lain, yang sudah lebih dulu memutar kompetisinya di tengah pandemi virus corona.
Dalam telekonferensi pers di Jakarta, Jumat, Zainudin mengatakan setidaknya Indonesia bisa mencontoh Liga Vietnam (V-League) yang menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memutar lagi kompetisinya pada Sabtu (23/5).
"Kita akan adopsi referensi dari panduan negara-negara lain, minimal negara ASEAN, seperti Vietnam, bagaimana mereka mengatur kompetisi. Kita adopsi dengan kondisi di Indonesia," kata Zainudin.
Baca juga: Pemerintah segera terbitkan protokol latihan dan kompetisi olahraga
Langkah pemerintah Vietnam memulai kembali Liga Sepak Bolanya di tengah pandemi seperti saat ini sebetulnya tak begitu mengagetkan, mengingat angka kasus positif COVID-19 di negara tersebut per Jumat (29/5), tercatat hanya 327 kasus dengan nihil kematian.
Tak ada protokol kenormalan baru yang diterapkan. Bahkan, sekira 10.000 penonton turut meramaikan menyaksikan laga pembuka antara Nam Dinh melawan Hoang Anh Gia Lai di thien Truong Stadium, Nam Dinh, demikian dilaporkan media lokal Vietnam.
Sementara liga-liga lainnya seperti Thailand dan Malaysia dikabarkan akan segera menyusul dalam waktu dekat.
Akan tetapi, apa yang terjadi di Vietnam dirasa terlalu sulit diterapkan di Indonesia. Menpora menegaskan bahwa kehadiran penonton dan suporter ke dalam stadion tidaklah mudah di tengah laju penularan COVID-19 di Indonesia yang belum bisa dikendalikan.
Baca juga: LIB klaim Kemenpora beri lampu hijau liga dilanjutkan
Oleh karena itu, Menpora tidak mau gegabah. Pihaknya akan merancang protokol dengan hati-hati dan penuh pertimbangan demi keselamatan para peserta. Ia tidak menginginkan ketika kompetisi kembali diputar justru menciptakan kluster baru penularan COVID-19 di Indonesia.
"(Mengizinkan) penonton dan suporter tidak mudah. Jangan sampai kita teledor merumuskan protokol. Jangan sampai itu menjadi kluster baru COVID-19," tuturnya.
Beberapa negara di Asia telah lebih dulu menggulirkan pertandingan domestiknya. Taiwan misalnya, sudah kembali melanjutkan liga bisbol dan sepak bola mereka sejak April lalu tanpa kehadiran penonton.
Sebagai antisipasi, panitia membatasi jumlah peserta hingga 200 terdiri dari pemain, pelatih, wasit, pemandu sorak, dan jurnalis media lokal.
Selain itu, ada juga K-League atau Liga Korea Selatan yang telah memulai kompetisinya secara tertutup sejak awal Mei.
Sementara di Indonesia, PSSI menyatakan Liga 1 dan 2 musim 2020 akan kembali dilanjutkan apabila pemerintah tidak memperpanjang status darurat COVID-19 yang berakhir 29 Mei. Apabila tak ada masa perpanjangan, PSSI berencana akan kembali menggulirkan liga mulai 1 Juli.
Baca juga: Kemenpora mulai siapkan protokol hadapi "new normal"
Baca juga: Kemenpora gelontorkan Rp87 miliar untuk tangani COVID-19
Dalam telekonferensi pers di Jakarta, Jumat, Zainudin mengatakan setidaknya Indonesia bisa mencontoh Liga Vietnam (V-League) yang menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memutar lagi kompetisinya pada Sabtu (23/5).
"Kita akan adopsi referensi dari panduan negara-negara lain, minimal negara ASEAN, seperti Vietnam, bagaimana mereka mengatur kompetisi. Kita adopsi dengan kondisi di Indonesia," kata Zainudin.
Baca juga: Pemerintah segera terbitkan protokol latihan dan kompetisi olahraga
Langkah pemerintah Vietnam memulai kembali Liga Sepak Bolanya di tengah pandemi seperti saat ini sebetulnya tak begitu mengagetkan, mengingat angka kasus positif COVID-19 di negara tersebut per Jumat (29/5), tercatat hanya 327 kasus dengan nihil kematian.
Tak ada protokol kenormalan baru yang diterapkan. Bahkan, sekira 10.000 penonton turut meramaikan menyaksikan laga pembuka antara Nam Dinh melawan Hoang Anh Gia Lai di thien Truong Stadium, Nam Dinh, demikian dilaporkan media lokal Vietnam.
Sementara liga-liga lainnya seperti Thailand dan Malaysia dikabarkan akan segera menyusul dalam waktu dekat.
Akan tetapi, apa yang terjadi di Vietnam dirasa terlalu sulit diterapkan di Indonesia. Menpora menegaskan bahwa kehadiran penonton dan suporter ke dalam stadion tidaklah mudah di tengah laju penularan COVID-19 di Indonesia yang belum bisa dikendalikan.
Baca juga: LIB klaim Kemenpora beri lampu hijau liga dilanjutkan
Oleh karena itu, Menpora tidak mau gegabah. Pihaknya akan merancang protokol dengan hati-hati dan penuh pertimbangan demi keselamatan para peserta. Ia tidak menginginkan ketika kompetisi kembali diputar justru menciptakan kluster baru penularan COVID-19 di Indonesia.
"(Mengizinkan) penonton dan suporter tidak mudah. Jangan sampai kita teledor merumuskan protokol. Jangan sampai itu menjadi kluster baru COVID-19," tuturnya.
Beberapa negara di Asia telah lebih dulu menggulirkan pertandingan domestiknya. Taiwan misalnya, sudah kembali melanjutkan liga bisbol dan sepak bola mereka sejak April lalu tanpa kehadiran penonton.
Sebagai antisipasi, panitia membatasi jumlah peserta hingga 200 terdiri dari pemain, pelatih, wasit, pemandu sorak, dan jurnalis media lokal.
Selain itu, ada juga K-League atau Liga Korea Selatan yang telah memulai kompetisinya secara tertutup sejak awal Mei.
Sementara di Indonesia, PSSI menyatakan Liga 1 dan 2 musim 2020 akan kembali dilanjutkan apabila pemerintah tidak memperpanjang status darurat COVID-19 yang berakhir 29 Mei. Apabila tak ada masa perpanjangan, PSSI berencana akan kembali menggulirkan liga mulai 1 Juli.
Baca juga: Kemenpora mulai siapkan protokol hadapi "new normal"
Baca juga: Kemenpora gelontorkan Rp87 miliar untuk tangani COVID-19
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: