Jakarta (ANTARA) - Pelatih Barito Putera Djadjang Nurdjaman menilai jika kompetisi Liga 1 Indonesia kembali dilanjutkan, maka bisa mencontoh Liga Jerman yang telah menerapkan protokol kesehatan serta penyesuaian-penyesuaian di lapangan agar terhindar dari risiko penularan.
"Saya memantau liga luar juga, misalnya Liga Jerman baru mulai beberapa hari yang lalu. Saya lihat agak berbeda yah, tak seperti main bola yang dalam kondisi normal, tapi apapun itu kesehatan tetap nomor satu. Mungkin jika Liga 1 dilanjutkan juga bisa seperti itu," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu dalam laman resmi klub di Jakarta, Jumat.
Adapun penyesuaian yang dimaksud yakni tidak bolehk penonton berada di dalam stadion, tak bileh bersalaman antara para pemain sebelum kick off dan sesi foto bersama tim, maskot-maskot tim serta anak gawang kini juga dilarang mendampingi tim saat mereka memasuki lapangan.
Kemudian di tepi lapangan, para pemain cadangan kini harus duduk dengan berjarak dua meter. Keharusan lain adalah harus mengenakan masker saat bersiaga di bangku pemain pengganti.
Baca juga: LIB klaim Kemenpora beri lampu hijau liga dilanjutkan
Para pelatih diizinkan melepaskan maskernya untuk meneriakkan instruksi kepada para pemain di lapangan, namun mereka harus berjarak minimal 1,5 meter dari orang terdekatnya.
Barito sendiri dalam rapat virtual bersama PSSI mengambil sikap yakni liga dihentikan dan berbenah untuk kompetisi dengan format baru saat pandemi COVID-19 di Tanah Air mereda.
Meski begitu, Djanur mengungkapkan apapun keputusan yang akan diambil mengenai nasib kompetisi, pihaknya akan mengikuti seluruh instruksi.
"Semua keputusan ada di federasi PSSI. Kalau BNPB mencabut status darurat maka PSSI juga akan membuat surat keputusan yang sama. Kita masih menunggu sinyal dari BNPB, setelah itu PSSI akan meeting, jadi kita tunggu saja," kata dia.
Baca juga: Suara klub terpecah dalam usulan nasib Liga 1
Liga 1 Indonesia
Djanur nilai kompetisi Indonesia bisa teladani Liga Jerman
29 Mei 2020 18:02 WIB
Pelatih Barito Putera Djadjang Nurjaman. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020
Tags: