Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyerahkan sebanyak 40 rumah khusus kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat guna diberikan kepada 40 KK di Kabupaten Manokwari Selatan yang mendapatkan bantuan rumah tersebut.

"Kami telah menyelesaikan 40 unit rumah khusus untuk masyarakat di Papua Barat. Pembangunan rumah khusus untuk masyarakat di Papua Barat ini merupakan bagian dari Program Sejuta Rumah," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut data PUPR, rumah khusus tersebut dibangun pada 2019 dengan tipe 36 dan total anggaran pembangunan senilai Rp7,64 miliar.

Baca juga: PUPR: Normal Baru akan dorong tercapainya program sejuta rumah

Menurut Khalawi, pembangunan perumahan dilaksanakan sesuai dengan Visi Presiden Republik Indonesia 2015-2024, yang di antaranya menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia dan melanjutkan serta mempercepat pembangunan infrastruktur.

Dalam hal ini, Ditjen Perumahan Kementerian PUPR terus mengupayakan percepatan penyediaan perumahan, yang merupakan salah satu infrastruktur dasar kebutuhan rakyat dan sebagai penunjang utama dalam keberhasilan pembangunan SDM unggul bagi seluruh masyarakat.

"Kondisi perumahan merupakan salah satu indikator penentu tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah tetap mengupayakan penyediaan perumahan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya MBR melalui Program Sejuta Rumah di seluruh Indonesia," jelasnya.

Baca juga: Kementerian PUPR bangun 45 rumah khusus TNI AD di Manokwari

Berdasarkan data, pembangunan rumah khusus tersebut dilaksanakan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR dengan lokasi pembangunan berada di Kampung Sabri, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan.

Rusus yang dibangun adalah tipe 36 dengan nilai per unit rumah sekitar Rp191 juta.

Lama pembangunan adalah 180 hari dengan berbagai fasilitas pendukung yakni saluran air bersih dan listrik.

Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengemukakan pembangunan rusus di Distrik Ransiki diharapkan dapat menurunkan backlog perumahan di Papua Barat.

Ia juga berpesan agar warga segera menempati rumah yang diberikan dan memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam sehingga dapat tinggal dengan nyaman di rumah tersebut.