Pengusaha sebut pembukaan mal perlu diikuti sektor pariwisata
29 Mei 2020 13:18 WIB
Pengunjung duduk di kursi yang terpasang stiker panduan jarak di Duta Mall Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (16/4/2020). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai rencana pembukaan mal dapat menggeliatkan kembali roda perekonomian di Jakarta setelah sejumlah sektor usaha menutup operasionalnya selama masa pandemi COVID-19.
Sarman menilai bahwa pergerakan ekonomi di Jakarta akan sepenuhnya tumbuh maksimal jika didukung dengan beroperasinya usaha di sektor pariwisata dan hiburan.
"Sektor pariwisata seperti hotel, restoran, kafe dan pusat hiburan, jadi akan efektif kalau sektor itu juga dibuka. Kalau hanya mal saja, ini bisa dibilang baru mulai bergerak, meskipun belum maksimal," kata Sarman saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jakarta itu mengatakan setidaknya pembukaan mal dapat mengembalikan perputaran roda perekonomian secara bertahap.
Menurut dia, produk-produk hasil usaha mikro, kecil dan menengah dapat mulai terjual dengan dibukanya pusat perbelanjaan.
Kemudian, berbagai toko baju hingga kafe dan restoran yang kembali dibuka, juga akan menyerap setidaknya ribuan tenaga kerja. Para karyawan yang sebelumnya terdampak PHK akibat pandemi COVID-19 dapat kembali bekerja, meskipun jumlahnya hanya terbatas.
Selain itu, pembukaan mal diakui tidak serta merta dapat meningkatkan konsumsi karena adanya pembatasan jumlah pengunjung di mal, serta berbagai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang harus selalu diterapkan.
"Kenapa kita bilang belum maksimal, katakanlah restoran yang kapasitasnya maksimal 40, mungkin hanya boleh terisi 20 orang. Setidaknya sedikit-sedikit mulai berputar, daripada stagnan seperti tiga bulan terakhir," kata dia.
Sarman menambahkan bahwa dibukanya pusat perbelanjaan akan memberikan efek domino bagi pedagang kecil dan para pelapak. Oleh sebab itu, pemerintah juga harus aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai konsumen, serta pelaku UMKM.
Sosialisasi yang dimaksud, yakni berkaitan dengan tatanan normal baru. Konsumen dan para pedagang diharapkan bisa mengerti tentang normal baru yang tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19, seperti memakai alat pelindung diri atau masker, rajin mencuci tangan atau mengusap tangan dengan hand sanitizer, serta menjaga jarak aman (physical distancing) minimal 1,5 meter.
Baca juga: Hippindo sebut jam operasional akan dibatasi jika mal dibuka
Baca juga: Masyarakat belum tertarik ke mal saat tingginya penularan COVID-19
Baca juga: Menko Perekonomian: Belum ada rencana pembukaan mal pada 5 Juni
Sarman menilai bahwa pergerakan ekonomi di Jakarta akan sepenuhnya tumbuh maksimal jika didukung dengan beroperasinya usaha di sektor pariwisata dan hiburan.
"Sektor pariwisata seperti hotel, restoran, kafe dan pusat hiburan, jadi akan efektif kalau sektor itu juga dibuka. Kalau hanya mal saja, ini bisa dibilang baru mulai bergerak, meskipun belum maksimal," kata Sarman saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jakarta itu mengatakan setidaknya pembukaan mal dapat mengembalikan perputaran roda perekonomian secara bertahap.
Menurut dia, produk-produk hasil usaha mikro, kecil dan menengah dapat mulai terjual dengan dibukanya pusat perbelanjaan.
Kemudian, berbagai toko baju hingga kafe dan restoran yang kembali dibuka, juga akan menyerap setidaknya ribuan tenaga kerja. Para karyawan yang sebelumnya terdampak PHK akibat pandemi COVID-19 dapat kembali bekerja, meskipun jumlahnya hanya terbatas.
Selain itu, pembukaan mal diakui tidak serta merta dapat meningkatkan konsumsi karena adanya pembatasan jumlah pengunjung di mal, serta berbagai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang harus selalu diterapkan.
"Kenapa kita bilang belum maksimal, katakanlah restoran yang kapasitasnya maksimal 40, mungkin hanya boleh terisi 20 orang. Setidaknya sedikit-sedikit mulai berputar, daripada stagnan seperti tiga bulan terakhir," kata dia.
Sarman menambahkan bahwa dibukanya pusat perbelanjaan akan memberikan efek domino bagi pedagang kecil dan para pelapak. Oleh sebab itu, pemerintah juga harus aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai konsumen, serta pelaku UMKM.
Sosialisasi yang dimaksud, yakni berkaitan dengan tatanan normal baru. Konsumen dan para pedagang diharapkan bisa mengerti tentang normal baru yang tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19, seperti memakai alat pelindung diri atau masker, rajin mencuci tangan atau mengusap tangan dengan hand sanitizer, serta menjaga jarak aman (physical distancing) minimal 1,5 meter.
Baca juga: Hippindo sebut jam operasional akan dibatasi jika mal dibuka
Baca juga: Masyarakat belum tertarik ke mal saat tingginya penularan COVID-19
Baca juga: Menko Perekonomian: Belum ada rencana pembukaan mal pada 5 Juni
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: