Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian mengungkapkan masa depan sepak bola putri di Inggris terancam akibat pandemi COVID-19, sehingga harus segera diambil tindakan untuk menyelamatkannya.

Sejak pertengahan Maret. kompetisi sepak bola di Inggris tertangguhkan karena pandemi, tetapi di sektor putra Liga Premier serta tiga kasta di bawahnya yang dikelola EFL mulai menemui titik terang kelanjutan musim.

Sayangnya, hal berbeda dialami sektor putri lantaran Liga Super dan kasta-kasta di bawahnya diputuskan dihentikan pada Senin (25/5) kemarin.

Baca juga: FA putuskan untuk akhiri Liga Super Wanita

Hal itu, menurut studi yang dilakukan Universitas Portsmouth menambah problematika yang selama ini dihadapi dunia sepak bola putri Inggris termasuk perjuangan penyetaraan pendapatan.

“Setiap kali terjadi krisis keuangan, klub-klub dan pihak FA pasti mengurangi anggaran untuk sepak bola putri. Kalau begini terus, maka sepak bola putri tidak akan pernah maju, yang ada malah semakin mundur,” kata kepala tim peneliti Beth Clakson dikutip dari Reuters, Kamis.

Berdasarkan studi tersebut, dikatakan bahwa masa depan sepak bola putri bisa diselamatkan, salah satunya dengan cara meningkatkan pemasukan melalui wirausaha.

Selain itu, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan para pemain juga harus dideteksi sejak dini, sehingga bisa diambil langkah yang cepat dan tepat.

Baca juga: Demi perjuangan kesetaraan gaji, Inggris harus juara Piala Dunia Putri
Baca juga: Timnas putri AS ajukan banding soal kesetaraan gaji


Sebelumnya, penyerang Olympique Lyon putri Ada Hegerberg sempat menyatakan dunia sepak bola putri cukup terpukul oleh pandemi COVID-19.

“Saat ini, kita berada di tahap sama-sama membutuhkan bantuan. Bukan hanya sepak bola putra, sepak bola putri pun tengah berjuang untuk terus bertahan di tengah pandemi ini,” ungkap Clarkson.

Baca juga: Bundesliga Putri bakal berlanjut pekan depan
Baca juga: Lyon akan dinobatkan sebagai juara Liga Prancis putri