PSBB Riau usai, Gugus Tugas COVID-19 waspadai datang gelombang kedua
28 Mei 2020 18:17 WIB
Sejumlah warga mengenakan masker saat berolahraga di jalan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (27/5/2020). PSBB di enam daerah di Riau akan berakhir pada 28 Mei 2020, yakni di Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Kampar, Bengkalis, Siak dan Pelalawan, dan pemerintah pusat merencanakan daerah tersebut jadi percontohan penerapan normal baru di Indonesia dalam penanggulangan COVID-19. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Pekanbaru (ANTARA) - Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Riau tetap waspada menghadapi gelombang kedua COVID-19 setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Riau dinyatakan berakhir pada Kamis, 28 Mei 2020.
"Sampai tanggal 12 Juni kalau kita bisa baik-baik saja, kita bisa lebih lega karena gelombang dua diperkirakan bulan Juli-Agustus. Kita harus jaga diri dan masyarakat," kata Juru Bicara COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Kamis.
Ia menegaskan bahwa meski PSBB Riau berakhir, bukan berarti kehidupan masyarakat kembali normal seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19. Tanpa PSBB, kata dia, mengharuskan ada tanggung jawab dan kedisiplinan pemerintah daerah, serta seluruh masyarakat untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
"Hidup kita mungkin bisa normal seperti dulu lagi kalau sudah ada vaksin, dan vaksin baru bisa ditemukan tahun 2021 paling cepat. Sekarang kita diminta untuk mencari tatanan baru yang kerap disebut new normal, karena manusia yang bisa bertahan adalah yang bisa beradaptasi," ujarnya.
Pemerintah pusat menunjuk enam daerah di Riau sebagai percontohan penerapan normal baru. Karena itu, ia mengatakan semua aspek aktivitas kehidupan masyarakat kini harus mengedepankan kesehatan, baik dalam bersosialisasi di tempat umum, pasar, sekolah, hingga tempat ibadah.
Baca juga: Tiga hari nihil penambahan positif COVID-19, 77 pasien di Riau sembuh
Baca juga: Bisa kurangi 70 persen terkena, warga Riau diingatkan gunakan masker
Indra Yovi mengatakan seluruh variabel epidemiologi COVID-19 di Riau kini cenderung menurun, maka jangan sampai kondisi kembali memburuk setelah PSBB usai. "Apa kita mau kembali seperti bulan April, tidak bisa kemana-mana, ekonomi hancur, tidak bisa makan. Apapun namanya itu normal baru atau apapun, bagi saya intinya adalah disiplin gunakan masker, sering cuci tangan, dan hindari kerumunan," ujarnya.
Ia mengatakan berakhirnya PSBB di Provinsi Riau ditandai dengan nihil penambahan kasus positif COVID-19 baru dan total 80 pasien sudah dinyatakan sembuh. Total kasus positif COVID-19 di Riau masih tetap 111 kasus dengan rincian 25 masih dirawat, 80 sehat dan sudah dipulangkan, dan enam orang meninggal dunia.
"Ini sudah empat hari berturut-turut tidak ada penambahan kasus positif. Semoga ke depan tetap seperti ini, kita tetap pertahankan tetap seperti ini. Namun, berita baik ini jangan ditanggapi berlebihan, kewaspadaan harus nomor satu bagaimana provinsi ini tetap stabil dalam tangani COVID-19 di Riau," katanya.
Bahkan, ia mengatakan jumlah pasien sembuh cenderung bertambah. Pada Kamis ini terdapat tiga pasien sembuh semuanya berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Pasien yang sembuh masing-masing berinsial A (26), S (17) dan K (16).
"Ketiganya merupakan pasien dari kluster kepulangan santri dari Magetan, dan ketiga-tiganya termasuk yang paling lama dirawat, ada yang sudah tiga minggu, 20 hari, dan 15 hari dirawat," kata Indra Yovi sembari menambahkan pasien tersebut harus tetap melakukan isolasi mandiri 7-10 hari di rumah masing-masing.*
Baca juga: Polda Sumbar tambah personel di perbatasan Sumbar-Riau
Baca juga: Ketua PKS Riau minta Pemkot dan DPRD Pekanbaru kompak lawan COVID-19
"Sampai tanggal 12 Juni kalau kita bisa baik-baik saja, kita bisa lebih lega karena gelombang dua diperkirakan bulan Juli-Agustus. Kita harus jaga diri dan masyarakat," kata Juru Bicara COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Kamis.
Ia menegaskan bahwa meski PSBB Riau berakhir, bukan berarti kehidupan masyarakat kembali normal seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19. Tanpa PSBB, kata dia, mengharuskan ada tanggung jawab dan kedisiplinan pemerintah daerah, serta seluruh masyarakat untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
"Hidup kita mungkin bisa normal seperti dulu lagi kalau sudah ada vaksin, dan vaksin baru bisa ditemukan tahun 2021 paling cepat. Sekarang kita diminta untuk mencari tatanan baru yang kerap disebut new normal, karena manusia yang bisa bertahan adalah yang bisa beradaptasi," ujarnya.
Pemerintah pusat menunjuk enam daerah di Riau sebagai percontohan penerapan normal baru. Karena itu, ia mengatakan semua aspek aktivitas kehidupan masyarakat kini harus mengedepankan kesehatan, baik dalam bersosialisasi di tempat umum, pasar, sekolah, hingga tempat ibadah.
Baca juga: Tiga hari nihil penambahan positif COVID-19, 77 pasien di Riau sembuh
Baca juga: Bisa kurangi 70 persen terkena, warga Riau diingatkan gunakan masker
Indra Yovi mengatakan seluruh variabel epidemiologi COVID-19 di Riau kini cenderung menurun, maka jangan sampai kondisi kembali memburuk setelah PSBB usai. "Apa kita mau kembali seperti bulan April, tidak bisa kemana-mana, ekonomi hancur, tidak bisa makan. Apapun namanya itu normal baru atau apapun, bagi saya intinya adalah disiplin gunakan masker, sering cuci tangan, dan hindari kerumunan," ujarnya.
Ia mengatakan berakhirnya PSBB di Provinsi Riau ditandai dengan nihil penambahan kasus positif COVID-19 baru dan total 80 pasien sudah dinyatakan sembuh. Total kasus positif COVID-19 di Riau masih tetap 111 kasus dengan rincian 25 masih dirawat, 80 sehat dan sudah dipulangkan, dan enam orang meninggal dunia.
"Ini sudah empat hari berturut-turut tidak ada penambahan kasus positif. Semoga ke depan tetap seperti ini, kita tetap pertahankan tetap seperti ini. Namun, berita baik ini jangan ditanggapi berlebihan, kewaspadaan harus nomor satu bagaimana provinsi ini tetap stabil dalam tangani COVID-19 di Riau," katanya.
Bahkan, ia mengatakan jumlah pasien sembuh cenderung bertambah. Pada Kamis ini terdapat tiga pasien sembuh semuanya berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Pasien yang sembuh masing-masing berinsial A (26), S (17) dan K (16).
"Ketiganya merupakan pasien dari kluster kepulangan santri dari Magetan, dan ketiga-tiganya termasuk yang paling lama dirawat, ada yang sudah tiga minggu, 20 hari, dan 15 hari dirawat," kata Indra Yovi sembari menambahkan pasien tersebut harus tetap melakukan isolasi mandiri 7-10 hari di rumah masing-masing.*
Baca juga: Polda Sumbar tambah personel di perbatasan Sumbar-Riau
Baca juga: Ketua PKS Riau minta Pemkot dan DPRD Pekanbaru kompak lawan COVID-19
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: