Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan untuk mencapai tingkat bunga yang proporsional dengan bunga acuan BI (BI Rate), perbankan membutuhkan waktu beberapa bulan.

"Kalau turunnya sudah harus banyak, proporsional sesuai BI rate, perlu beberapa bulan. Tapi kalau mulai bergerak, mestinya dalam beberapa minggu ini akan mulai terlihat," kata Deputi Gubenur Senior BI, Darmin Nasution, di Jakarta Senin terkait kesepaktan 14 bank menurunkan suku bunga.

Ia mengatakan, penurunan tersebut diperkirakan tidak sampai 2010. "Pasti tahun ini," katanya

Sebelumnya BI mendorong 14 bank terbesar untuk sepakat mematok bunga depositonya sebesar BI rate (6,5 persen) plus 150 basis poin atau menjadi maksimal delapan persen.

Ke-14 bank tersebut adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, CIMB Niaga, Danamon, Permata, BII, BCA, OCBC NISP, UOB Buana, Bukopin, Mega dan Panin.

Menurut dia, kesepakatan tersebut merupakan salah satu upaya BI untuk mengerek bunga kredit turun mengikuti BI rate yang telah turun 300 basis poin sejak Desember 2008 sampai Agusutus 2009. BI rate saat ini tengah bertengger di level 6,5 persen.

Namun, penurunan bunga kredit masih sangat lambat, tak sampai satu persen. Kredit modal kerja dan Investasi menurut data BI bertengger di kisaran 13 hingga 15 persen.

Tingginya bunga kredit diperkirakan akibat bunga dana deposito yang juga tinggi di atas delapan persen. Untuk itu BI mengharapkan dengan kesepakatan penurunan bunga deposito tersebut membuat bunga kredit juga turun.

Sementara itu, Darmin juga menambahkan, penurunan bunga deposito tersebut diharapkan juga mendorong imbal hasil surat utang negara (SUN) untuk penerbitan mendatang juga turun.

"Karena tingkat bunga deposito tinggi, mereka yang punya uang minta yield yang tinggi. Kalau itu bisa kita dorong turun, maka untuk penerbitan baru tentu saja tidak akan setinggi itu lagi," katanya.

Kepala Ekonom Mandiri Mirza Adityaswara memperkirakan suku bunga baru turun menjadi proporsional dengan BI rate pada awal 2010, karena penurunan bunga tidak bisa agresif tetapi bertahap.

Ia mengatakan, bunga kredit nantinya turun menjadi normal karena perbankan perlu untuk melakukan ekspansi kredit. "Terutama mendorong penyaluran kredit, dan tahun depan kompetitif, kalau nggak turun, sulit untuk berkompetisi," katanya.

Akselerasi 2010

Sementara Darmin yang juga menjabat sebagai Gubernur BI (Pjs) mengatakan pihaknya mengharapkan upaya penurunan tersebut dapat mengakselerasi pertumbuhan kredit di 2010.

Pemerintah sendiri, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan pertumbuhan kredit dari perbankan mencapai 15-20 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebab menurut Menteri Keuangan di 2010, meski investasi tumbuh dan membaik kembali, namun belum pulih seperti 2008.

Sementara Mirza memperkirakan pertumbuhan kredit bisa lebih dari 20 persen pada tahun depan. Hal ini karena bank akan ekspansif kredit setelah tahun ini mengerem penyaluran kreditnya.
(*)