Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya peningkatan upaya konkret Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk pemulihan ekonomi di kawasan yang terdampak pandemi COVID-19.

"Kesatuan visi, sinergi, dan kolaborasi adalah kunci utama memitigasi dampak pandemi dan awal kekuatan pemulihan ekonomi," kata Duta Besar Desra Percaya selaku ketua delegasi Indonesia dalam pertemuan pejabat tinggi APEC, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Kamis.

Sebanyak 21 anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) menyatakan untuk mengutamakan kesatuan visi, kolaborasi, dan kerja sama dalam melawan COVID-19.

Di bawah kepemimpinan tuan rumah APEC Malaysia 2020, sebanyak 21 anggota APEC mengikuti pertemuan virtual pejabat tinggi APEC pada Rabu, 27 Mei 2020.

Baca juga: RI dukung APEC majukan kesejahteraan kawasan Asia Pasifik
Baca juga: Kemendag gelar Workshop APEC terkait Perjanjian Fasilitasi Perdagangan


Pertemuan itu menindaklanjuti arahan para Menteri Perdagangan APEC yang tertuang dalam "Ministers Responsible for Trade (MRT) Statement on COVID-19".

Sebelumnya, Menteri Perdagangan APEC telah memberikan mandat kepada para pejabat tinggi APEC untuk mengembangkan pendekatan terkoordinasi untuk memfasilitasi proses berbagi pengalaman dan formulasi praktik-praktik terbaik penanganan COVID-19 antaranggota.

Para anggota APEC juga membahas kerja sama ketersediaan barang esensial, seperti alat kesehatan dan obat-obatan, untuk memastikan layanan kesehatan yang terjangkau.

Untuk menanggapi instruksi Menteri Perdagangan APEC, Indonesia menekankan perlunya APEC mengidentifikasi rangkaian upaya yang realistis bagi seluruh anggota, baik anggota dari ekonomi yang telah maju maupun yang masih berkembang.

"Implementasi dari Trade Facilitation Agremeent, penegakan transparansi dalam implementasi kebijakan, dan penguatan sistem logistik merupakan bentuk inisiatif konkret yang dapat dijalankan oleh APEC. Rangkaian upaya ini akan memfasilitasi lalu lintas dan arus perdagangan di kawasan Asia Pasifik saat pandemi," ujar Dubes Desra.

Penguatan fasilitasi perdagangan dan penurunan hambatan nontarif dapat berkontribusi langsung pada sektor swasta, khususnya UMKM, dalam menghadapi pandemik.

Upaya itu dinilai dapat mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan, mengingat 40 hingga 60 persen komposisi produk domestik bruto anggota APEC berasal dari UMKM.

Baca juga: KKP-APEC gelar pelatihan SDM tangani sampah laut
Baca juga: APEC rangkum sejumlah capaian pada 2019