Rumah sakit di Jaksel siapkan layanan daring hadapi normal baru
27 Mei 2020 22:53 WIB
Seorang dokter spesialis menggunakan alat pelindung diri (APD) kostum superhero Optimus Prime saat memeriksa pasien yang berobat di Rumah Sakit Vania, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/5/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj. (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)
Jakarta (ANTARA) - Rumah sakit di wilayah Jakarta Selatan bersiap menyediakan layanan kesehatan secara daring saat keadaan normal baru pada Juni 2020.
"Sejak awal, kami telah mempersiapkan dan mengantisipasi apabila ada hal dalam peningkatan pandemi COVID-19, salah satunya melalui layanan daring dan datang ke rumah pasien," kata Direktur Utama Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan, dr Harijanto Solaeman, Sp.P dalam diskusi kesehatan secara virtual di Jakarta, Rabu.
Harijanto mengatakan sejak awal RS Siloam telah mempersiapkan diri dengan melengkapi perlindungan dan pelayanan secara medis bagi para pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap termasuk staf dan tenaga medis.
Keluarga pasien maupun pasien, lanjut Harijato, tidak perlu khawatir selama periode normal baru berlangsung saat berkunjung ke rumah sakit.
"Perawatan ataupun konsultasi dapat dilakukan melalui layanan daring, hingga mengadakan perjanjian bersama dokter spesialis," katanya.
Baca juga: Disparekraf DKI siapkan promosi pariwisata era normal baru
Rumah sakit juga meningkatkan pembaharuan layanan kesehatan seperti menambah jumlah cairan pembersih tangan di setiap sudut rumah sakit, kamar pasien, memberlakukan jaga jarak, membatasi muatan lift, serta menambah penggunaan alat pelindung diri berupa pelindung muka (face shield) bagi tenaga medis dan karyawan rumah sakit.
"Intinya, pencegahan infeksi dari dokter ke pasien atau antar pasien selama masa kunjungan," kata Harijanto.
Menurut Harijanto, selama pandemi COVID-19 terjadi penurunan jumlah pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap hingga 50 persen.
Pada awal pandemi terjadi penurunan pasien rawat jalan maupun inap sebesar 60 persen, seiring berjalan waktu kondisi tersebut berubah, kini mulai mengalami peningkatan.
"Karena orang-orang butuh pelayanan medis. Mudah-mudahan bulan depan penurunannya sudah berkurang," katanya.
Baca juga: DPR: Polri kedepankan humanisme bantu warga adaptasi normal baru
Pandemi COVID-19 menimbulkan phobia COVID-19 di kalangan pasien maupun tenaga medis sehingga membuat orang takut untuk ke rumah sakit.
Selain itu ada faktor lain yang menyebabkan pasien berkurang, misalnya pembatasan transportasi hingga 50 persen, sehingga pasien tidak bisa diantar ke rumah sakit oleh beberapa orang.
Harijanto memastikan rumah sakitnya siap menghadapi era normal baru dengan menerapkan pembatasan berlapis di mulai dari awal sebelum masuk rumah sakit, di pintu rumah sakit hingga di dalam rumah sakit.
Harijanto juga mengatakan, RS Siloam TB Simatupang tidak melayani pasien COVID-19. Apabila saat pemeriksaan awal sebelum masuk rumah sakit ditemukan pasien terindikasi COVID-19 akan langsung di rujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Dokter spesialis paru RS Siloam TB Simatupang lainnya dr Henie Widiowati menambahkan, penutupan perawatan bagi pasien di luar COVID-19 akan menjadi bom waktu karena banyak penyakit berat yang tidak bisa dirawat dan tidak memiliki tempat untuk dirawat.
Baca juga: Dokter harapkan lansia tetap di rumah selama era normal baru
Untuk itu kesiapan rumah sakit yang bersih dan sehat di tengah pandemi COVID-19 sangat diperlukan.
"Rumah sakit juga membutuhkan perlindungan dari penularan COVID-19, kita sudah menerapkan rumah sakit bersih dan aman untuk mencegah penularan penyakit infeksi," kata Henie.
"Sejak awal, kami telah mempersiapkan dan mengantisipasi apabila ada hal dalam peningkatan pandemi COVID-19, salah satunya melalui layanan daring dan datang ke rumah pasien," kata Direktur Utama Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan, dr Harijanto Solaeman, Sp.P dalam diskusi kesehatan secara virtual di Jakarta, Rabu.
Harijanto mengatakan sejak awal RS Siloam telah mempersiapkan diri dengan melengkapi perlindungan dan pelayanan secara medis bagi para pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap termasuk staf dan tenaga medis.
Keluarga pasien maupun pasien, lanjut Harijato, tidak perlu khawatir selama periode normal baru berlangsung saat berkunjung ke rumah sakit.
"Perawatan ataupun konsultasi dapat dilakukan melalui layanan daring, hingga mengadakan perjanjian bersama dokter spesialis," katanya.
Baca juga: Disparekraf DKI siapkan promosi pariwisata era normal baru
Rumah sakit juga meningkatkan pembaharuan layanan kesehatan seperti menambah jumlah cairan pembersih tangan di setiap sudut rumah sakit, kamar pasien, memberlakukan jaga jarak, membatasi muatan lift, serta menambah penggunaan alat pelindung diri berupa pelindung muka (face shield) bagi tenaga medis dan karyawan rumah sakit.
"Intinya, pencegahan infeksi dari dokter ke pasien atau antar pasien selama masa kunjungan," kata Harijanto.
Menurut Harijanto, selama pandemi COVID-19 terjadi penurunan jumlah pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap hingga 50 persen.
Pada awal pandemi terjadi penurunan pasien rawat jalan maupun inap sebesar 60 persen, seiring berjalan waktu kondisi tersebut berubah, kini mulai mengalami peningkatan.
"Karena orang-orang butuh pelayanan medis. Mudah-mudahan bulan depan penurunannya sudah berkurang," katanya.
Baca juga: DPR: Polri kedepankan humanisme bantu warga adaptasi normal baru
Pandemi COVID-19 menimbulkan phobia COVID-19 di kalangan pasien maupun tenaga medis sehingga membuat orang takut untuk ke rumah sakit.
Selain itu ada faktor lain yang menyebabkan pasien berkurang, misalnya pembatasan transportasi hingga 50 persen, sehingga pasien tidak bisa diantar ke rumah sakit oleh beberapa orang.
Harijanto memastikan rumah sakitnya siap menghadapi era normal baru dengan menerapkan pembatasan berlapis di mulai dari awal sebelum masuk rumah sakit, di pintu rumah sakit hingga di dalam rumah sakit.
Harijanto juga mengatakan, RS Siloam TB Simatupang tidak melayani pasien COVID-19. Apabila saat pemeriksaan awal sebelum masuk rumah sakit ditemukan pasien terindikasi COVID-19 akan langsung di rujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Dokter spesialis paru RS Siloam TB Simatupang lainnya dr Henie Widiowati menambahkan, penutupan perawatan bagi pasien di luar COVID-19 akan menjadi bom waktu karena banyak penyakit berat yang tidak bisa dirawat dan tidak memiliki tempat untuk dirawat.
Baca juga: Dokter harapkan lansia tetap di rumah selama era normal baru
Untuk itu kesiapan rumah sakit yang bersih dan sehat di tengah pandemi COVID-19 sangat diperlukan.
"Rumah sakit juga membutuhkan perlindungan dari penularan COVID-19, kita sudah menerapkan rumah sakit bersih dan aman untuk mencegah penularan penyakit infeksi," kata Henie.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: