Pelatihan Kartu Prakerja diharapkan beri materi hadapi "new normal"
27 Mei 2020 20:19 WIB
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Moch Asim.
Jakarta (ANTARA) - Pendaftaran Kartu Prakerja gelombang keempat diharapkan bisa memberikan materi bagi para calon pekerja untuk menghadapi situasi new normal akibat pandemi COVID-19.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus yang dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan hal itu perlu dilakukan agar materi pelatihan relevan dengan kondisi yang ada saat ini.
"Sekarang kan era new normal, sesuaikan sektornya untuk menjawab tantangan di era new normal ini," katanya.
Menurut Heri, pendaftaran gelombang keempat Kartu Prakerja yang ditunda karena masih dilakukannya evaluasi menjadi tanda bahwa pemerintah mendengar berbagai masukan dan kritikan terhadap program tersebut.
Evaluasi juga wajar dilakukan karena pemerintah kemungkinan masih mencari format terbaik dalam program tersebut.
Namun, ia berharap dari masukan yang ada, pendaftaran gelombang keempat Kartu Prakerja bisa menyiasati sejumlah kekurangan di gelombang sebelumnya seperti menutup celah peserta yang hanya mengejar insentif hingga proses seleksi yang lebih tepat sasaran.
"Memang ada beberapa hal yang perlu dievaluasi terkait dengan materi video yang ditawarkan. Dari gelombang sebelumnya kelihatan perilaku peserta, condong minat ke materi apa, sehingga mungkin itu perlu diperbanyak," katanya.
Heri menambahkan perlu ada instrumen untuk memastikan peserta benar-benar mereka yang membutuhkan fasilitas Kartu Pekerja, seperti korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Yang penting basis dan validasi data diperkuat sehingga ini bisa jadi acuan seleksi agar tepat sasaran. Jangan sampai malah yang tidak butuh malah diterima, yang membutuhkan justru sulit mengakses," katanya.
Lebih lanjut, Heri mengatakan perlunya melibatkan dunia usaha dalam program Kartu Prakerja karena pengusaha adalah pihak yang paling tahu apa yang dibutuhkan.
"Alangkah baiknya kalau ada sinergi antara dunia usaha, sektor riil dengan pelatihan yang ditawarkan," katanya.
Baca juga: Pengguna Kartu Prakerja lihat insentif sebagai faktor penarik utama
Baca juga: Direktur Kartu Prakerja ajak kolaborasi berikan modul pelatihan gratis
Baca juga: 680.000 orang resmi mendapat Kartu Prakerja
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus yang dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan hal itu perlu dilakukan agar materi pelatihan relevan dengan kondisi yang ada saat ini.
"Sekarang kan era new normal, sesuaikan sektornya untuk menjawab tantangan di era new normal ini," katanya.
Menurut Heri, pendaftaran gelombang keempat Kartu Prakerja yang ditunda karena masih dilakukannya evaluasi menjadi tanda bahwa pemerintah mendengar berbagai masukan dan kritikan terhadap program tersebut.
Evaluasi juga wajar dilakukan karena pemerintah kemungkinan masih mencari format terbaik dalam program tersebut.
Namun, ia berharap dari masukan yang ada, pendaftaran gelombang keempat Kartu Prakerja bisa menyiasati sejumlah kekurangan di gelombang sebelumnya seperti menutup celah peserta yang hanya mengejar insentif hingga proses seleksi yang lebih tepat sasaran.
"Memang ada beberapa hal yang perlu dievaluasi terkait dengan materi video yang ditawarkan. Dari gelombang sebelumnya kelihatan perilaku peserta, condong minat ke materi apa, sehingga mungkin itu perlu diperbanyak," katanya.
Heri menambahkan perlu ada instrumen untuk memastikan peserta benar-benar mereka yang membutuhkan fasilitas Kartu Pekerja, seperti korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Yang penting basis dan validasi data diperkuat sehingga ini bisa jadi acuan seleksi agar tepat sasaran. Jangan sampai malah yang tidak butuh malah diterima, yang membutuhkan justru sulit mengakses," katanya.
Lebih lanjut, Heri mengatakan perlunya melibatkan dunia usaha dalam program Kartu Prakerja karena pengusaha adalah pihak yang paling tahu apa yang dibutuhkan.
"Alangkah baiknya kalau ada sinergi antara dunia usaha, sektor riil dengan pelatihan yang ditawarkan," katanya.
Baca juga: Pengguna Kartu Prakerja lihat insentif sebagai faktor penarik utama
Baca juga: Direktur Kartu Prakerja ajak kolaborasi berikan modul pelatihan gratis
Baca juga: 680.000 orang resmi mendapat Kartu Prakerja
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: