Imam Besar Istiqlal minta orang tua ajari protokol kesehatan ke anak
27 Mei 2020 14:48 WIB
Tangakapan layar Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar alam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH. Nasaruddin Umar meminta orang tua untuk mengingatkan an mengajari anak-anaknya tentang protokol kesehatan saat harus kembali melakukan pembelajaran di sekolah.
"Saya ingin mengingatkan sebagai orang tua sebelum anak kita pergi sekolah, doktrin lah sesuatu yang sangat penting untuk anak kita kapanpun, dimanapun anak kita berada tolong kita ingatkan bahwa tradisi yang selama ini kita gunakan itu tetap kita pertahankan," kata Nasaruddin dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Imam Besar Masjid Istiqlal sebut ada hikmah di balik musibah
Baca juga: Imam Masjid Istiqlal jelaskan anjuran Nabi soal ibadah di masa bencana
Yang dimaksud tradisi tersebut, adalah protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak satu dengan lainnya selama di tempat umum, termasuk sekolah.
Dia meminta para guru, kepala sekolah, pimpinan pesantren dan administrasi kampus untuk mewajibkan anak didiknya menaati protokol kesehatan yang sudah disebarluaskan oleh pemerintah selama ini.
"Oleh karena itu, secara komprehensif semua pihak harus menciptakan kesadaran baru dalam sebuah dunia baru kita sekarang ini, bagaimana kita menciptakan sebuah tradisi baru dalam kehidupan bermasyarakat," kata Wakil Menteri Agama 2011-2014 itu.
Dia juga mengimbau masyarakat yang melakukan tradisi halal bihalal setelah Idul Fitri untuk tidak melupakan protokol kesehatan.
Nasaruddin mengimbau dalam melakukan halal bihalal untuk tidak bersalaman dan berpelukan seperti sebelum pandemi dan sebisa mungkin dilakukan lewat teknologi media sosial.
Baca juga: Polri-TNI kerahkan anggota edukasi protokol kesehatan ke masyarakat
Baca juga: DPR: Pelibatan TNI-Polri tingkatkan kepatuhan protokol kesehatan
"Bolehlah melakukan silaturahim halal bihalal, tapi mungkin kali ini kita lebih baik berhalal bihalal menggunakan fasilitas media sosial," tegasnya.
"Saya ingin mengingatkan sebagai orang tua sebelum anak kita pergi sekolah, doktrin lah sesuatu yang sangat penting untuk anak kita kapanpun, dimanapun anak kita berada tolong kita ingatkan bahwa tradisi yang selama ini kita gunakan itu tetap kita pertahankan," kata Nasaruddin dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Imam Besar Masjid Istiqlal sebut ada hikmah di balik musibah
Baca juga: Imam Masjid Istiqlal jelaskan anjuran Nabi soal ibadah di masa bencana
Yang dimaksud tradisi tersebut, adalah protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak satu dengan lainnya selama di tempat umum, termasuk sekolah.
Dia meminta para guru, kepala sekolah, pimpinan pesantren dan administrasi kampus untuk mewajibkan anak didiknya menaati protokol kesehatan yang sudah disebarluaskan oleh pemerintah selama ini.
"Oleh karena itu, secara komprehensif semua pihak harus menciptakan kesadaran baru dalam sebuah dunia baru kita sekarang ini, bagaimana kita menciptakan sebuah tradisi baru dalam kehidupan bermasyarakat," kata Wakil Menteri Agama 2011-2014 itu.
Dia juga mengimbau masyarakat yang melakukan tradisi halal bihalal setelah Idul Fitri untuk tidak melupakan protokol kesehatan.
Nasaruddin mengimbau dalam melakukan halal bihalal untuk tidak bersalaman dan berpelukan seperti sebelum pandemi dan sebisa mungkin dilakukan lewat teknologi media sosial.
Baca juga: Polri-TNI kerahkan anggota edukasi protokol kesehatan ke masyarakat
Baca juga: DPR: Pelibatan TNI-Polri tingkatkan kepatuhan protokol kesehatan
"Bolehlah melakukan silaturahim halal bihalal, tapi mungkin kali ini kita lebih baik berhalal bihalal menggunakan fasilitas media sosial," tegasnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: