Pengamat: Dorong digitalisasi UMKM manfaatkan new normal
27 Mei 2020 11:52 WIB
Dokumentasi - Peserta mencoba memotret produk miliknya saat acara UMKM Jogja Go Digital di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/4/2019). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama/aa.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mendorong pemerintah untuk menggenjot digitalisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) karena sektor bisnis berbasis digital diuntungkan dari pola hidup baru atau new normal yang beradaptasi dengan pandemi COVID-19.
"Tantangannya baru 13 persen UMKM memanfaatkan internet, sehingga ada 87 persen UMKM kesulitan beradaptasi di era new normal. Ini yang butuh bantuan pemerintah," kata Bhima Yudistira di Jakarta, Rabu.
Caranya, lanjut dia, dengan memberikan subsidi kepada pelaku usaha mikro kecil itu khususnya dalam menerapkan protokol kesehatan seperti penyediaan alat pelindung diri hingga kebutuhan untuk sanitasi dan kebersihan.
Sosialisasi kepada pelaku UMKM perlu gencar dilakukan untuk mengarahkan mereka dengan teknologi digital termasuk memastikan kualitas internet dan pasokan listrik memadai hingga pelosok, yang menjangkau UMKM.
"Sehingga transformasi digital tidak hanya dirasakan bagi perusahaan besar, kalau tidak nanti makin timpang. Yang besar makin cepat beradaptasi karena investasi mereka besar, yang kecil ini perlu bantuan pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, terkait rencana mal di Jakarta yang siap bertahap buka mulai 5 Juni 2020, Bhima memprediksi belum akan mendongkrak daya beli khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas yang biasanya cenderung ke mal.
Alasannya, lanjut dia, sebagian besar dari masyarakat kelas menengah ke atas itu lebih memperhatikan kesehatan sehingga memilih diam di rumah meski mal menerapkan protokol kesehatan.
"Sebelumnya harus diselesaikan dulu masalah pandeminya setidaknya kurva sudah menurun," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dalam diskusi daring bersama Infobank beberapa waktu lalu mengatakan saat masa pandemi virus corona ini ada peningkatan pergeseran dari UMKM offline menjadi online.
Namun ia menyebut jumlahnya masih sedikit yakni mencapai sekitar delapan juta pelaku UMKM atau baru 13 persen dari total sekitar 64 juta pelaku UMKM di Indonesia.
Baca juga: Menkop percepat transformasi UMKM hadapi pandemi COVID-19
Baca juga: Pengamat dari UNS: UMKM perlu manfaatkan platform digital
Baca juga: Kemenkominfo harapkan UMKM manfaatkan pasar digital
Baca juga: Menkop UKM nilai UMKM Go digital merupakan keniscayaan
"Tantangannya baru 13 persen UMKM memanfaatkan internet, sehingga ada 87 persen UMKM kesulitan beradaptasi di era new normal. Ini yang butuh bantuan pemerintah," kata Bhima Yudistira di Jakarta, Rabu.
Caranya, lanjut dia, dengan memberikan subsidi kepada pelaku usaha mikro kecil itu khususnya dalam menerapkan protokol kesehatan seperti penyediaan alat pelindung diri hingga kebutuhan untuk sanitasi dan kebersihan.
Sosialisasi kepada pelaku UMKM perlu gencar dilakukan untuk mengarahkan mereka dengan teknologi digital termasuk memastikan kualitas internet dan pasokan listrik memadai hingga pelosok, yang menjangkau UMKM.
"Sehingga transformasi digital tidak hanya dirasakan bagi perusahaan besar, kalau tidak nanti makin timpang. Yang besar makin cepat beradaptasi karena investasi mereka besar, yang kecil ini perlu bantuan pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, terkait rencana mal di Jakarta yang siap bertahap buka mulai 5 Juni 2020, Bhima memprediksi belum akan mendongkrak daya beli khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas yang biasanya cenderung ke mal.
Alasannya, lanjut dia, sebagian besar dari masyarakat kelas menengah ke atas itu lebih memperhatikan kesehatan sehingga memilih diam di rumah meski mal menerapkan protokol kesehatan.
"Sebelumnya harus diselesaikan dulu masalah pandeminya setidaknya kurva sudah menurun," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dalam diskusi daring bersama Infobank beberapa waktu lalu mengatakan saat masa pandemi virus corona ini ada peningkatan pergeseran dari UMKM offline menjadi online.
Namun ia menyebut jumlahnya masih sedikit yakni mencapai sekitar delapan juta pelaku UMKM atau baru 13 persen dari total sekitar 64 juta pelaku UMKM di Indonesia.
Baca juga: Menkop percepat transformasi UMKM hadapi pandemi COVID-19
Baca juga: Pengamat dari UNS: UMKM perlu manfaatkan platform digital
Baca juga: Kemenkominfo harapkan UMKM manfaatkan pasar digital
Baca juga: Menkop UKM nilai UMKM Go digital merupakan keniscayaan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: