Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis ditutup naik 50 poin, mengikuti kenaikan bursa global dan regional.

IHSG BEI ditutup menguat 50,887 poin atau 2,23 persen menjadi 2.328,639 dan indeks saham-saham unggulan (LQ45) juga menambah 10,279 poin atau 2,32 persen ke posisi 454,160.

Kenaikan indeks BEI berbalik arah setelah selama tiga hari mengalami penurunan sebesar 118,738 poin atau 4,95 persen dibanding pada penutupan Kamis (13/8) yang berada di 2.396,489.

Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, mengatakan penguatan bursa AS Wall Street yang dilanjutkan bursa di kawasan Asia menjadi faktor pendorong indeks BEI.

Indeks Dow Jones di bursa AS Wall Street yang menguat 61,219 poin menjadi 9.279,160 langsung diikuti oleh beberapa bursa kawasan Asia, seperti Hongkong dengan indeks Hangseng ditutup naik 374,628 poin atau 1,88 persen ke 20.328,859 dan bursa Singapura dengan indeks Strait Times terangkat 36,790 poin atau 1,46 persen ke posisi 2.559,570 juga diikuti indeks BEI.

Menurut Alfian, kenaikan indeks juga dipicu oleh masalah cadangan minyak AS yang turun telah menyebabkan harga minyak mentah berada di atas 70 dolar AS per barel telah mendorong naiknya harga komoditas di pasar global.

"Naiknya komoditas logam dan CPO telah mendorong saham-saham berbasis komoditas juga mengalami penguatan," katanya.

Hal ini terlihat dari naiknya harga saham berbasis komoditas, seperti saham Bumi Resources yang melangkah Rp100 ke posisi Rp3.025, Bakrie Plantations naik Rp40 ke level Rp910, Adaro Energi menambah Rp80 ke harga Rp1.410, Antam menguat Rp75 ke Rp2.450 dan Tambang Batubara Bukit Asam terangkat Rp50 menjadi Rp12.950.

Dari dalam negeri, lanjut Alfian, penguatan kembali rupiah sebesar 55 basis poin untuk berada di level Rp10.025 per dolar AS juga memberikan dampak positif pada perdagangan saham di BEI.

Kondisi ini telah membuat saham yang naik mendominasi perdagangan di BEI sebanyak 180 dibanding yang turun hanya 28 dan 48 tidak berubah harganya.

Transaksi yang terjadi sebanyak 95.989 kali dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 6,018 miliar lembar dan nilai Rp4,727 triliun. (*)