Singapura,(ANTARA News) - Harga minyak berkurang di perdagangan Asia, Kamis, karena para pedagang mengambil catatan tinggi persediaan distilasi, yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi global masih lambat, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, tergelincir 27 sen menjadi 72,15 dolar AS per barel. Kontrak September berakhir pada Kamis ini, demikian dikutip dari AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 26 sen menjadi 74,33 dolar AS.

Sentimen pasar berkurang oleh data yang dirilis departemen energi AS (DOE) Rabu, yang menunjukkan stok distilasi, yang adalah "indikator riil pertumbuhan ekonomi" pada posisi tertinggi 27 tahun, kata Jason Feer, manajer umum Asia Pasifik analis pasar energi Argus Media di Singapura.

"Ada ketergantungan besar dengan distilasi menengah ... Stok distilasi masih sangat buncit," ujarnya.

Distilasi, termasuk bahan bakar diesel dan pemanas, turun 700.000 barel pada minggu lalu, sedangkan analis telah memperkirakan naiki 500.000 barel, namun Feer mengatakan, volumenya "masih 15 hingga 20 persen di atas tahun lalu."

Dia menambahkan bahwa tingginya tingkat stok distilasi menunjukkan bahwa "pertumbuhan ekonomi masih sangat lambat."

Penarikan kembali harga minyak mentah membalikkan kenaikan pada Rabu, ketika data DOE menunjukkan sebuah penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah, mengindikasikan sehatnya permintaan, yang mendorong pasar naik.

Laporan menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika jatuh secara besar-besaran 8,4 juta barel pekan lalu, menghentikan kenaikan dalam tiga pekan berjalan.

Itu mengejutkan para pedagang karena pasar memperkirakan meningkat 1,5 juta barel.(*)