Pontianak (ANTARA News) - Program konversi minyak tanah ke paket gas tiga kilogram di Indonesia selama Januari hingga Juli lalu, telah menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3,3 triliun.

Target penghematan APBN dari program konversi minyak tanah ke gas tahun ini adalah Rp7,2 triliun, sementara selama 2008 lalu nilai penghematan dari program itu adalah Rp5,5 triliun, kata Manajer Gas Domestik Region II PT Pertamina, Ageng Giriyono, di Pontianak, Kalbar, Rabu.

Usai peluncuran konversi minyak tanah ke paket gas tiga kilogram di Pontianak, Ageng mengatakan, target penghematan APBN secara nasional jika program konversi gas tercapai pada 2011 - 2012, mencapai Rp23 triliun per tahun.

Ageng menjelaskan, Provinsi Kalimantan Barat menjadi provinsi ke-16 yang mengikuti program konversi minyak tanah ke gas elpiji tiga kilogram.

"Kami berharap masyarakat yang masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak, beralih ke gas elpiji tiga kilogram.

Karena penggunaan gas elpiji lebih hemat, cepat dan bersih," katanya.

Ageng membantah jika paket gas tiga kilogram memiliki tingkat keamanan rendah. Karena tabung, kompor, selang sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga tidak terkesan asal-asalan.

Ia mengatakan, sesuai prosedur bagi daerah yang telah melaksanakan program konversi minyak tanah ke gas elpiji tiga kilogram, maka secara bertahap Pertamina akan menarik distribusi minyak tanah.

Sementara itu, Sales Repsentative Liquid Petrol Gas (LPG) Pertamina Rayon VII Kalbar, Nyoman Sumarjaya, mengatakan untuk tahap pertama ada di tiga tempat yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, dengan total 236 ribu kepala keluarga sasaran.

"Untuk kabupaten/kota lainnya di ditargetkan 2010-2011 sekitar 900 ribu rumah tangga sasaran," katanya.

Adapun kriteria rumah tangga yang mendapat bantuan paket gas tiga kilogram tersebut, rumah tangga yang masih menggunakan minyak tanah untuk memasak, belum memiliki kompor gas pribadi, dan penduduk setempat yang ditentukan sebagai program tersebut.

"Bagi masyarakat yang belum kebagian tetapi berhak, kami sarankan mendaftar ke RT (rukun tetangga) setempat untuk didaftarkan ke Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Sumarjaya.

Saat ini, Pertamina sudah menunjuk 10 agen atau pangkalan minyak tanah untuk penjualan gas di Kota Pontianak, dan 11 agen Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Pontianak dari sekitar 45 agen penjualan gas yang ada di provinsi itu.

Setiap tiga kilogram gas dijual di agen seharga Rp12.750 dengan ketentuan hingga radius 60 kilometer persegi. "Di luar radius yang telah ditentukan, pemilik agen bisa menambah harga setelah ditambah ongkos angkut," katanya.

Data Pertamina Rayon VII Kalbar, kebutuhan minyak tanah per hari di provinsi sekitar 600 KL. Sementara dengan konversi minyak tanah ke gas elpiji, paling tidak membutuhkan sekitar 300 ton gas per hari.

"Stok gas Kalbar cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.

Tiga daerah yang telah melaksanakan konversi minyak tanah ke gas elpiji, yaitu, Kabupaten Kubu Raya terserap 23 persen dari 67 ribu rumah tangga sasaran, Kota Pontianak 59 persen dari 55 ribu rumah tangga sasaran, dan Kabupaten Pontianak 35 persen dari 107 ribu rumah tangga sasaran.
(*)