Jakarta, (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) khawatir tidak termonitornya angka kelahiran dalam lima tahun terakhir bakal membuat ledakan jumlah penduduk Indonesia sejak periode itu.

"Semenjak reformasi atau sekitar 5 tahun belakangan, kita tidak mengetahui berapa rasio kelahiran (total fertility rate=TFR)," kata Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Sosial, Arizal Ahnaf dalam workshop wartawan di Gedung Kantor Pusat BPS Jakarta, Rabu.

Menurut dia, sensus penduduk yang akan dilakukan BPS pada Mei 2010 nanti akan menunjukkan berapa besar data real jumlah penduduk termasuk angka kelahiran penduduk.

"Jika tingkat kelahiran lebih tinggi maka jumlah penduduk juga akan mengalami pertumbuhan tinggi," kata Arizal.

Ia menambahkan, rasio kelahiran pada tahun 2000 sebesar 2,6 persen, kemudian mengalami penurunan menjadi 2,4 persen. Namun semenjak reformasi, atau 5 tahun belakangan kita tidak mengetahui berapa TFR.

Pada 2000 total jumlah penduduk Indonesia mencapai 202 juta orang dan diperkirakan pada 2009 menjadi sekitar 231 juta orang.

BPS memperkirakan dengan pertumbuhan penduduk seperti 10 tahun lalu maka jumlah penduduk Indonesia pada 2025 akan mencapai 263 juta orang.

"Jika KB tidak digenjot lagi maka jumlahnya akan lebih besar dari itu," kata Arizal.

Sensus penduduk 2010 merupakan sensus penduduk yang keenam setelah Indonesia merdeka. Sensus penduduk dilaksanakan tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000.

Sensus penduduk juga pernah dilaksanakan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda yaitu tahun 1920 dan 1930.(*)