Tangerang (ANTARA News) - Puluhan anak korban bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Banten pada HUT Kemerdekaan RI Ke-46, Senin, "menyurati" Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ditulis di atas spanduk putih.
Melalui tulisan di atas spanduk tersebut, mereka mengharapkan Pemerintah segera merealisasikan janjinya untuk membangun rumah bagi ratusan korban bencana Situ Gintung yang dijanjikan sebelumnya.
Umumnya anak-anak Situ Gintung yang menorehkan tulisan di atas sebuah kain putih sepanjang 30 meter merupakan korban bencana yang menempati relokasi Kertamukti I dan II, Cirendue, Ciputat, Kota Tangsel.
"Aku ingin memberitahukan kepada Pak Presiden, melalui tulisan ini semoga Presiden menugaskan bawahannya untuk segera membangun rumah untuk saya dan teman-teman," ujar Bima (12) salah seorang anak korban Situ Gintung di Tangerang, Senin.
Tulisan di atas kain putih itu sejatinya ditujukan kepada Presiden SBY, anak-anak tersebut menulis beberapa kisah pilu yang mereka alami selama menempati relokasi Kertamukti I dan II, semenjak ditinggal keluarga tercintanya yang menjadi korban tragedi Situ Gintung.
Di atas kain putih itu, beberapa anak diataranya tidak hanya menorehkan tulisan, adapun dari mereka yang menggambar rumah tempat tinggal dengan berbagai karakter ditumbuhi tanaman bersama teman dan keluarga.
"Saya ingin rumah seperti ini, semoga gambar ini bisa terwujud menjadi rumah yang benar-benar tempat tinggal yang saya idamkan bersama ibu dan kakak-kakak ku," ujar Wibisono (11) bocah korban Situ Gintung lainya.
Sementara itu, Ketua Panitia Hastono menyampaikan, tulisan tangan puluhan anak korban bencana Situ Gintung dimaksudkan agar pemerintah melek terhadap apa yang mereka janjikan setelah tragedi itu terjadi.
"Tulisan tangan pahlawan Situ Gintung ini mengingat agar pemerintah melaksanakan janjinya untuk membangun rumah bagi korban Situ Gintung," tandas Hastono.(*)
Tagih Janji, Anak Korban Situ Gintung "Surati" SBY Pada HUT RI
18 Agustus 2009 06:45 WIB
Tragedi Situ Gintung/ilustrasi (ANTARA)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: