Lisbon (ANTARA News/AFP) - NATO hari Senin meluncurkan operasi Ocean
Shield untuk membantu memerangi perompakan yang meraja-lela di lepas
pantai Somalia setelah Dewan Atlantik Utara organisasi itu menyetujui
misi tersebut, kata persekutuan itu dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada kerangka waktu yang ditetapkan bagi operasi jangka panjang
ini, yang akan berlangsung selama yang diperlukan," kata Mayor Stefano
Sbaccanti, seorang jurubicara Komando Gabungan Lisbon NATO, kepada AFP.
Misi itu akan menggantikan operasi laut NATO Allied Protector yang
diluncurkan tahun lalu, namun dengan mandat baru yang juga "membantu
negara-negara kawasan, atas permintaan mereka, untuk meningkatkan
kemampuan mereka sendiri memerangi perompakan", menurut sebuah
pernyataan.
Operasi itu "akan memberikan kontribusi bagi solusi keamanan laut yang
langgeng di lepas pantai Tanduk Afrika", kata NATO dalam pernyataan itu.
Komando Gabungan Lisbon NATO memegang komando secara keseluruhan,
dengan operasi harian yang dikendalikan di luar Markas Komando Maritim
NATO Norwhood di Inggris.
Kapal-kapal perang Inggris, Yunani, Italia, Turki dan AS mengambil
bagian dalam misi Ocean Shield, namun "negara-negara lain
mempertimbangkan untuk ikut memperkuat operasi itu, yang bisa
berkembang setiap saat", kata Sbaccanti.
Sejumlah negara besar mengirim puluhan kapal perang ke wilayah perairan
di lepas pantai Somalia dalam setahun ini untuk mencegah
serangan-serangan perompak yang mengancam salah satu rute perdagangan
laut teramai dunia itu.
Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang tahun lalu, atau naik
lebih dari 200 persen daripada serangan tahun 2007, menurut Biro
Maritim Internasional.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan
pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24
serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur
pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang
tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan
Teluk Aden.
Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah
perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang
yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri
Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi
pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang
membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan
kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis,
menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak
panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad
Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan
juga melanda negara tersebut.
Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk
serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan,
intelektual dan prajurit Ethiopia.
Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat
pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.
Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan
sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh Al-Shabab
dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.
Washington menyebut Al-Shabab sebagai sebuah organisasi teroris yang
memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin
Laden.
Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei
untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin
oleh tokoh moderat Sharif Sheikh Ahmed, meningkatkan serangan-serangan
mereka.
Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang
anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang
menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.(*)
NATO Luncurkan Operasi Baru Anti-perompakan di Lepas Pantai Somalia
18 Agustus 2009 00:22 WIB
(ANTARA/Istimewa/&)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: