Akademisi: Idul Fitri momentum tingkatkan kesalehan sosial
24 Mei 2020 16:23 WIB
Beberapa jamaah shalat Idul Fitri di Masjid Almujtahidin distrik Abepura, Kota Jayapura, menggunakan masker dan membawa sajadah sebagai ketentuan untuk mengikuti Shalat Id 1441 H yang diberlakukan takmir masjid. (ANTARA Papua/Muhsidin)
Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto Muridan mengatakan peringatan Hari Raya Idul Fitri 2020 merupakan momentum untuk meningkatkan kesalehan sosial.
"Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19 merupakan momentum untuk meningkatkan kesalehan sosial. Kesalehan dalam Islam sebenarnya bukan hanya individual tetapi juga sosial," katanya di Purwokerto, Banyumas, Ahad.
Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto itu menjelaskan bahwa selama ini kesalehan individual sudah sering terlihat, misalnya semangat dalam menjalankan ibadah puasa, Shalat Tarawih dan Shalat Idul Fitri.
"Kesalehan individual seharusnya juga melahirkan kesalehan sosial. Dalam Al Quran kata amanu seringkali digandeng dengan kata wa'amila shaliha. Namun kenyataannya, banyak umat yang lebih mementingkan ibadah individual atau ritualnya saja," katanya.
Baca juga: Wali Kota Kendari: 10 orang sembuh dari COVID-19 jadi hadiah lebaran
Baca juga: Ulama Aceh: Saat pandemi, jadikan momen Idul Fitri saling memaafkan
Menurut dia, ibadah ritual perlu sejalan dengan perilaku sosial.
"Ibadah ritual perlu sejalan dengan perilaku sosial, misalkan berperilaku bertanggung jawab, tidak iri, tidak dengki, amanah, memiliki etos kerja, tidak menyakiti orang lain, mau berbagi rezeki dan lain sebagainya," katanya.
Dia menambahkan bahwa pada saat situasi pandemi seperti sekarang ini seharusnya seimbang antara kesalehan individual dan kesalehan sosial.
"Sebaiknya jangan hanya asyik menunaikan ibadah mahdhah atau ritual tetapi lupa menunaikan ghairu mahdhah atau sosial," katanya.
Dia menambahkan pada saat pandemi, sudah seharusnya seseorang makin meningkatkan kualitas ibadah sosial.
"Bukankah salah satu dari ajaran puasa adalah agar kita dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang tidak mampu. Islam mengajarkan kepada kita untuk peduli pada orang yang tidak mampu seperti melalui zakat sedekah bahkan hibah," katanya.
Dia menambahkan Islam mengajarkan soal akhlak, perilaku kesantunan, cinta kasih dan saling berbagi kebaikan kepada sesama.
"Islam mengajarkan bahwa di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang harus ditunaikan. Mari berbagi saat pandemi sebagai wujud terbangunnya kesalehan individu dan kesalehan sosial," katanya.*
Baca juga: Persekutuan Gereja: Idul Fitri momentum perkuat silaturahmi bangsa
Baca juga: Sejumlah perwakilan asing beri semangat Idul Fitri di tengah pandemi
"Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19 merupakan momentum untuk meningkatkan kesalehan sosial. Kesalehan dalam Islam sebenarnya bukan hanya individual tetapi juga sosial," katanya di Purwokerto, Banyumas, Ahad.
Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto itu menjelaskan bahwa selama ini kesalehan individual sudah sering terlihat, misalnya semangat dalam menjalankan ibadah puasa, Shalat Tarawih dan Shalat Idul Fitri.
"Kesalehan individual seharusnya juga melahirkan kesalehan sosial. Dalam Al Quran kata amanu seringkali digandeng dengan kata wa'amila shaliha. Namun kenyataannya, banyak umat yang lebih mementingkan ibadah individual atau ritualnya saja," katanya.
Baca juga: Wali Kota Kendari: 10 orang sembuh dari COVID-19 jadi hadiah lebaran
Baca juga: Ulama Aceh: Saat pandemi, jadikan momen Idul Fitri saling memaafkan
Menurut dia, ibadah ritual perlu sejalan dengan perilaku sosial.
"Ibadah ritual perlu sejalan dengan perilaku sosial, misalkan berperilaku bertanggung jawab, tidak iri, tidak dengki, amanah, memiliki etos kerja, tidak menyakiti orang lain, mau berbagi rezeki dan lain sebagainya," katanya.
Dia menambahkan bahwa pada saat situasi pandemi seperti sekarang ini seharusnya seimbang antara kesalehan individual dan kesalehan sosial.
"Sebaiknya jangan hanya asyik menunaikan ibadah mahdhah atau ritual tetapi lupa menunaikan ghairu mahdhah atau sosial," katanya.
Dia menambahkan pada saat pandemi, sudah seharusnya seseorang makin meningkatkan kualitas ibadah sosial.
"Bukankah salah satu dari ajaran puasa adalah agar kita dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang tidak mampu. Islam mengajarkan kepada kita untuk peduli pada orang yang tidak mampu seperti melalui zakat sedekah bahkan hibah," katanya.
Dia menambahkan Islam mengajarkan soal akhlak, perilaku kesantunan, cinta kasih dan saling berbagi kebaikan kepada sesama.
"Islam mengajarkan bahwa di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang harus ditunaikan. Mari berbagi saat pandemi sebagai wujud terbangunnya kesalehan individu dan kesalehan sosial," katanya.*
Baca juga: Persekutuan Gereja: Idul Fitri momentum perkuat silaturahmi bangsa
Baca juga: Sejumlah perwakilan asing beri semangat Idul Fitri di tengah pandemi
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: