Ulama Aceh: Saat pandemi, jadikan momen Idul Fitri saling memaafkan
24 Mei 2020 16:13 WIB
Umat Islam melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri 1441 Hijriyah di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, di tengah pandemi COVID-19, Ahad (24/5/2020). (FOTO ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)
Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh Teungku Abdurrani Adian mengatakan perayaan Idul Fitri 1441 Hijriyah merupakan momentum untuk saling memaafkan di tengah pandemi COVID-19.
"Apabila kita ingin mendapatkan piala kemenangan dan ampunan dari Allah SWT, di hari yang fitri ini kita harus saling memaafkan. Tidak perlu ada dendam," kata Teungku Abdurrani Adian saat berkhutbah pada Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Ahad.
Menurutnya, manusia memiliki sifat amarah dan dendam dalam bergaul dan bersikap sehari-hari di lingkungan masing-masing.
Namun, kata dia, kedua sifat tersebut harus mampu dikendalikan dan tidak larut dalam emosi dalam menyikapi sebuah persoalan.
Teungku Abdurrani menjelaskan Allah SWT memberi batas toleransi kepada umat manusia yang marah kepada orang lain, dengan batas waktu selama tiga hari.
Apabila melebihi dari batas waktu yang sudah ditentukan tersebut, kata dia, maka manusia yang memiliki sifat dendam dan amarah kepada orang lain, maka amalan seseorang tidak akan diterima.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, agar dapat mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menghadapi wabah virus corona (COVID-19).
Masyarakat juga diajak agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering mencuci tangan dan hidup secara sehat lainnya, demikian Teungku Abdurrani Adian.
Baca juga: Saat pandemi, tingkatkan empati terhadap sesama, sebut khatib di Aceh
Baca juga: Kepala desa di Aceh Barat boleh pakai dana desa tanggulangi Covid-19
Baca juga: Jam malam berlaku, warga Aceh Barat dilarang keluar rumah
Baca juga: Pekerja asal Garut diduga COVID19 di Aceh Barat dirujuk ke Banda Aceh
"Apabila kita ingin mendapatkan piala kemenangan dan ampunan dari Allah SWT, di hari yang fitri ini kita harus saling memaafkan. Tidak perlu ada dendam," kata Teungku Abdurrani Adian saat berkhutbah pada Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Ahad.
Menurutnya, manusia memiliki sifat amarah dan dendam dalam bergaul dan bersikap sehari-hari di lingkungan masing-masing.
Namun, kata dia, kedua sifat tersebut harus mampu dikendalikan dan tidak larut dalam emosi dalam menyikapi sebuah persoalan.
Teungku Abdurrani menjelaskan Allah SWT memberi batas toleransi kepada umat manusia yang marah kepada orang lain, dengan batas waktu selama tiga hari.
Apabila melebihi dari batas waktu yang sudah ditentukan tersebut, kata dia, maka manusia yang memiliki sifat dendam dan amarah kepada orang lain, maka amalan seseorang tidak akan diterima.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, agar dapat mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menghadapi wabah virus corona (COVID-19).
Masyarakat juga diajak agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering mencuci tangan dan hidup secara sehat lainnya, demikian Teungku Abdurrani Adian.
Baca juga: Saat pandemi, tingkatkan empati terhadap sesama, sebut khatib di Aceh
Baca juga: Kepala desa di Aceh Barat boleh pakai dana desa tanggulangi Covid-19
Baca juga: Jam malam berlaku, warga Aceh Barat dilarang keluar rumah
Baca juga: Pekerja asal Garut diduga COVID19 di Aceh Barat dirujuk ke Banda Aceh
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: