Manado (ANTARA News) - Sebanyak 2.827 orang ikut serta dalam pemecahan rekor dunia upacara bawah air di Pantai Malalayang, Manado, Senin, dalam rangka peringatan detik-detik proklamasi HUT Kemerdekaan RI ke 64.

"Selain peserta ada juga tujuh pejabat upacara dan 19 tim setting area, di bawah air Pantai Malalayang," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul di Manado Senin.

Sitompul menjelaskan para peserta itu terdiri atas 2.700 penyelam lokal, penyelam VIP dan 76 partisipan dari mancanegara.

Dalam upacara tersebut bertindak sebagai inspektur upacara adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, dan komandan upacara Kadispenal, Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul.

Pantauan ANTARA di pantai Malalayang, sejak pagi sekitar pukul 06.00 Wita, jalan raya trans Sulawesi antara terminal dan batas kota Manado dan Minahasa yaitu Gerbang Boboca sudah ditutup, dan arus kendaraan ditutup, kata Sitompul.

Arus lalulintas yang melintasi jalan raya tersebut juga dialihkan, dari Kalasey ke Manado dan dari Minahasa Selatan ke Manado dialihkan sekitar 6 jam, dan sama sekali tak boleh melintasi jalan tersebut.

"Terpaksa saya harus jalan kaki, karena jalan ditutup, padahal kantornya ada di Manado dan untuk ke tempat kerja harus naik angkot jurusan pusat kota, jadi suka tak suka saya jalan kaki, supaya jangan terlambat ikut upacara bendera," kata salah satu pegawai negeri Sipil (PNS) yang tinggal di Kalasey, Minahasa bernama Vera.

Selain PNS sejumlah siswa SD dan SMP dan SMA yang bersekolah di Manado juga jalan kaki sejauh 800 meter, untuk sampai ke terminal supaya bisa naik angkot ke sekolahnya untuk mengikuti upacara bendera peringatan detik-detik proklamasi.(*)