Bulu tangkis
Kevin Sanjaya merasa tertekan dengan ekspektasi tinggi publik
23 Mei 2020 22:25 WIB
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) dan rekannya Marcus Fernaldi Gideon mengembalikan kok ke arah lawannya asal Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik dalam pertandingan babak final Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020 di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina, Minggu (16/2/2020). ANTARA FOTO/Humas PBSI/Nafi/APP/foc.
Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo mengaku tertekan dengan ekspektasi publik yang tinggi terhadap dirinya saat tampil dalam berbagai kejuaraan bulu tangkis dunia.
“Tertekan batin, jiwa, raga dan semuanya,” kata Kevin dalam wawancara virtual di Instagram live bersama PB PBSI, Sabtu.
Pasalnya, Kevin saat ini menduduki peringkat satu dunia ganda putra bersama rekannya, Marcus Fernaldi Gideon. Ekspektasi masyarakat yang mengharapkan dirinya bisa menjadi juara pada setiap turnamen pun kerap membebani pikirannya.
Baca juga: Praveen ceritakan hal yang dirindukan dari sosok Tontowi Ahmad
Baca juga: PBSI lakukan persiapan sambut penyelenggaraan Indonesia Open
Meski begitu, pebulu tangkis berusia 23 tahun itu mencoba untuk tetap fokus dan lepas memberikan penampilan yang terbaik saat menghadapi lawan-lawannya di lapangan.
“Tapi kalau lagi main enggak memikirkan ekspektasi masyarakat. Fokus bermain aja,” tuturnya.
Selama lima tahun berkarier sebagai pebulu tangkis profesional, Kevin sudah menorehkan sederet prestasi dan telah mengumpulkan lebih dari 30 gelar.
Sayang, pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang menjadi salah satu target utamanya tahun lalu, Kevin/Marcus harus angkat kaki di babak kedua setelah gagal membendung perlawanan Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Kegagalan meraih podium juara juga dirasakan Marcus/Kevin saat harus menelan kekalahan dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) di semifinal BWF World Tour Finals 2019.
Baca juga: BWF jadwalkan Indonesia Open 2020 berlangsung bulan November
Baca juga: 18 tahun berlalu sejak Indonesia mendekap Piala Thomas terakhirnya
Ketidakberuntungan itu berlanjut di All England 2020. Kevin/Marcus dikalahkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
“Memang sepanjang karier lebih banyak gagalnya,” ucap Kevin.
Lantas, Kevin mengingatkan kepada para penggemar untuk selalu mendukung atlet bulu tangkis, baik saat mereka menang maupun kalah.
“Tetap dukung atlet bulu tangkis Indonesia. Menang kalah tetap didukung karena kita juga akan selalu memberikan penampilan terbaik. Kita juga sebenarnya enggak mau kalah,” pungkasnya.
Setelah gagal meraih juara di Kejuaraan Dunia 2019, Kevin/Marcus ditargetkan untuk meraih medali pada Olimpiade Tokyo yang bakal digelar 23 Juli- 9 Agustus 2021.
Baca juga: Lelang barang, donasi Kevin Sanjaya capai Rp61 juta
Baca juga: Tontowi paparkan alasan pensiun dari bulu tangkis
“Tertekan batin, jiwa, raga dan semuanya,” kata Kevin dalam wawancara virtual di Instagram live bersama PB PBSI, Sabtu.
Pasalnya, Kevin saat ini menduduki peringkat satu dunia ganda putra bersama rekannya, Marcus Fernaldi Gideon. Ekspektasi masyarakat yang mengharapkan dirinya bisa menjadi juara pada setiap turnamen pun kerap membebani pikirannya.
Baca juga: Praveen ceritakan hal yang dirindukan dari sosok Tontowi Ahmad
Baca juga: PBSI lakukan persiapan sambut penyelenggaraan Indonesia Open
Meski begitu, pebulu tangkis berusia 23 tahun itu mencoba untuk tetap fokus dan lepas memberikan penampilan yang terbaik saat menghadapi lawan-lawannya di lapangan.
“Tapi kalau lagi main enggak memikirkan ekspektasi masyarakat. Fokus bermain aja,” tuturnya.
Selama lima tahun berkarier sebagai pebulu tangkis profesional, Kevin sudah menorehkan sederet prestasi dan telah mengumpulkan lebih dari 30 gelar.
Sayang, pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang menjadi salah satu target utamanya tahun lalu, Kevin/Marcus harus angkat kaki di babak kedua setelah gagal membendung perlawanan Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Kegagalan meraih podium juara juga dirasakan Marcus/Kevin saat harus menelan kekalahan dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) di semifinal BWF World Tour Finals 2019.
Baca juga: BWF jadwalkan Indonesia Open 2020 berlangsung bulan November
Baca juga: 18 tahun berlalu sejak Indonesia mendekap Piala Thomas terakhirnya
Ketidakberuntungan itu berlanjut di All England 2020. Kevin/Marcus dikalahkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
“Memang sepanjang karier lebih banyak gagalnya,” ucap Kevin.
Lantas, Kevin mengingatkan kepada para penggemar untuk selalu mendukung atlet bulu tangkis, baik saat mereka menang maupun kalah.
“Tetap dukung atlet bulu tangkis Indonesia. Menang kalah tetap didukung karena kita juga akan selalu memberikan penampilan terbaik. Kita juga sebenarnya enggak mau kalah,” pungkasnya.
Setelah gagal meraih juara di Kejuaraan Dunia 2019, Kevin/Marcus ditargetkan untuk meraih medali pada Olimpiade Tokyo yang bakal digelar 23 Juli- 9 Agustus 2021.
Baca juga: Lelang barang, donasi Kevin Sanjaya capai Rp61 juta
Baca juga: Tontowi paparkan alasan pensiun dari bulu tangkis
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: