Jakarta (ANTARA News) - Pemikiran terbuka terhadap ide dan pendapat dari berbagai pihak harus dikembangkan di kalangan generasi muda sehingga bisa mendorong identitas bangsa yang kuat.

"Sekarang kita harus melihat semua ide dan menjadi open minded, saya ingin pancing budaya energi positif terhadap budaya sinisme," kata Dino Patti Djalal dalam diskusi buku Energi Positif di Wisma ANTARA Jakarta, Jumat malam.

Dino, yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Kepresidenan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan budaya berpikir terbuka itu akan sangat berguna menghadapi kecenderungan pola pikir sejumlah kalangan saat ini yaitu ultranasionalisme dan pola pemikiran dogmatis atau orotodoks.

"Beberapa kali ke daerah saya melihat ada dua kecenderungan maraknya pemikiran ultranasionalisme, karena tidak biasa berpikir baru, beda dan tengah. Saya melihat pemuda bisa maju bila berpikir progresif," kata Dino.

Fenomena lain yang dilihat Dino adalah, banyak pemuda yang berpikir secara ortodoks, dogmatis.

"Ini bukan sifat intelektual yang cocok dengan saat ini," katanya.

Berangkat dari pandangan itu, masih kata Dino, buku Energi Positif yang menceritakan pandangan sejumlah tokoh tentang Indonesia di masa pemerintahan Presiden Yudhoyono diharapkan bisa memberikan keterbukaan cara pandang dan pola pikir pada semua kalangan yang membaca buku itu.

Lebih jauh, Dino menilai salah satu peristiwa yang mempengaruhinya
untuk menyusun buku itu adalah ketika Presiden Yudhoyono masuk dalam 100 tokoh yang dianggap berpengaruh pada 2008 oleh Majalah Times, membuktikan bahwa citra Indonesia saat ini di mata Internasional semakin membaik.

"Saya lihat ini bukan hanya persepsi bagi SBY tapi juga bagaimana
persepsi dunia terhadap Indonesia," tegasnya.

Diskusi buku tersebut dihadiri oleh motivator Jamil Azzaini sebagai pembahas buku dan Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf.(*)