Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Co sedang mempertimbangkan untuk mengurangi sebanyak 20.000 tenaga kerja secara global pada lini usaha mereka di Eropa dan negara-negara berkembang, menurut laporan media Jepang, Kyodo pada Jumat (22/5).

Rencana pengurangan karyawan kemungkinan akan diumumkan berbarengan dengan konferensi pers strategi jangka menengah Nissan pada pekan depan.

Nissan saat berupaya untuk bangkit dari kesulitan. Setelah diterpa turunnya penjualan, Nissan juga dihantam masalah industri yang berkaitan dengan COVID-19.

Nissan menolak mengomentari laporan Kyodo.

Baca juga: Nissan GT-R50 Italdesign resmi dikenalkan, hanya 50 unit di dunia

Baca juga: Renault-Nissan akan ungkap rencana strategis terkait COVID-19


Produsen mobil itu mengatakan pada Juli tahun lalu akan memangkas 12.500 karyawan, 10 persen dari 140.000 tenaga kerjanya.

Jika Nissan menaikkan jumlah PHK itu ke angka yang lebih tinggi, maka akan menyamai langkah mereka saat menderita krisis keuangan pada 2009.

Sebelum diterpa COVID-19, Nissan juga sudah bermasalah dengan penurunan penjualan dan laba yang memaksa mereka mengurangi strategi penjualan yang agresif.

Reuters melaporkan bahwa manajemen Nissan akan merivisi target penjualan hingga 1 juta mobil dari pencapaian tahun sebelumnya. Mereka juga memilih fokus pada pasar yang potensial, misalnya Amerika dan China.

Baca juga: Nissan NV400, ambulans pertama tanpa emisi di Jepang

Baca juga: Strategi Nissan layani pelanggan selama COVID-19

Baca juga: Nissan pangkas biaya 2,8 miliar dolar dan akan matikan Datsun