Jakarta (ANTARA News) - Menjelang libur panjang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-64, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup terpangkas 13 poin, Jumat.

IHSG BEI ditutup turun 13,718 poin (0,57 persen) menjadi 2.382,772 dan indeks saham-saham unggulan (LQ45) turun 2,195 poin (0,47 persen) ke posisi 467,758.

"Menghadapi long weekend 17 Agustus 2009, pelaku pasar menarik sebagian modalnya di pasar, karena takut terjadi sesuatu dari eksternal (global)," kata Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah.

Menurut Alfiansyah, pengaruh global yang masih tertekan krisis menjadi perhatian pelaku pasar sehingga mereka harus selalu waspada.

"Mereka takut terjadi apa-apa saat libur, jadi sedikit menarik diri untuk mengurangi beban jika terjadi sesuatu," katanya.

Alfian juga mengatakan bahwa turunnya indeks BEI ini juga dipengaruhi oleh aksi ambil untung pelaku pasar dari gejolaknya harga komoditas.

"Beberapa harga komoditas mengalami gejolak, seperti timah, nikel, dan CPO yang turun, yang membuat pelaku sedikit merealisasikan keuntungan," jelasnya.

Melemahnya indeks BEI ini karena perdagangan saham didominasi saham yang turun sebanyak 113 jenis dibanding yang naik hanya 77 dan 63 tidak berubah harganya.

Penekan indeks BEI dalam perdagangan Jumat ini diantaranya anjloknya saham Astra Internasional melorot Rp1.150 ke posisi Rp29.850, Antam melemah Rp75 ke level Rp2.650, Bank Mandiri terkoreksi Rp75 menjadi Rp3.925 dan Telkom turun Rp50 ke harga Rp8.700.

Kondisi ini telah membuat indeks BEI turun sendirian, tidak mengikuti pergerakan positif bursa di kawasan Asia lainnya.

Beberapa bursa di kawasan Asia ditutup naik, diantaranya indeks Nikkei 225 bursa Tokyo naik 80,139 poin ( 0,69 persen) menjadi 10.597,330, indeks Hang Seng Bursa Hongkong menguat 32,029 poin (0,15 persen) ke level 20.893,330 dan indeks Straits Times Singapura menguat 17,330 poin (0,66 persen) ke posisi 2.631,510.

Pada perdagangan Jumat ini, transaksi yang terjadi sebanyak 104.208 kali dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 4,753 miliar lembar senilai Rp4,753 triliun.
(*)