Gresik, Jatim (ANTARA) - Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Gresik, Jawa Timur menyatakan "rapid test" atau tes cepat secara massal yang dilakukan di daerah itu membuat pasien terkonfirmasi di wilayah itu naik drastis, dengan penambahan 29 pasien, sehingga total konfirmasi positif yang sebelumnya 94 kini menjadi 122 orang.

Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Gresik drg Saifudin Ghozali di Gresik, Jumat mengakui, dalam kurun dua hari terakhir kenaikan pasien positif rata-rata di atas 25 orang, dan jika Kamis (21/5) ada penambahan 27 pasien, hari ini bertambah 29 pasien, sehingga total konfirmasi positif yang sebelumnya 94 menjadi 122 orang.

Saifudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Gresik itu mengaku telah melakukan sekitar 3.500 "rapid test" dengan tujuan untuk menyelesaikan klaster-klaster besar yang ada di Gresik.

"Penambahan pasien positif dalam kurun dua hari terakhir didominasi 4 klaster besar, yakni Klaster Sampoerna, Klaster Surabaya, Klaster Pelayaran dan Klaster Pabean. Semoga, ini bisa segera terselesaikan klaster-klaster besar, setelah ini penambahan menjadi landai," katanya.

Pihaknya mencatat penambahan 29 konfirmasi positif masing-masing berasal dari Kecamatan Manyar dua orang, Kecamatan Benjeng tiga orang, Kecamatan Menganti empat orang, Kecamatan Balongpanggang dua orang, Kecamatan Kebomas empat orang, dan Kecamatan Gresik dua orang.

Berikutnya, Kecamatan Driyorejo empat orang, Kecamatan Bungah tiga orang, Kecamatan Kedamean dua orang, Kecamatan Cerme dua orang, serta dari Desa Hulaan Kecamatan Menganti satu orang, dan telah dilaporkan sebagai positif meninggal, karena sudah dilaporkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) tapi sudah meninggal di Rumah Sakit Surabaya menunggu hasil tes "swab", dan hari ini hasil swab keluar positif.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik AM Reza Pahlevi mengatakan, untuk laporan terkini lainnya seperti Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 235 orang, selanjutnya Orang Dalam Risiko (ODR) ada 1.132 orang dan yang sudah lepas pengawasan 1.074 orang.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.165 orang. Rinciannya, yang masih dipantau 159 orang, dan selesai dipantau 1.006 orang.

Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 204 orang, rinciannya dalam pengawasan 59 orang, dan selesai pengawasan 137 orang, sementara yang meninggal sebanyak delapan orang, demikian AM Reza Pahlevi.

Baca juga: Menkes setujui PSBB Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik

Baca juga: Dinkes: Dua pasien COVID-19 di Gresik-Jatim meninggal dunia

Baca juga: Pasar Gresik PPI di Surabaya ditutup dampak COVID-19

Baca juga: Data pasien positif per desa mulai dikeluarkan Pemkab Gresik-Jatim