Jakarta (ANTARA) - Pihak eksekutif label Victoria's Secret mengumumkan bahwa mereka akan menutup 250 tokonya pada minggu ini, dan kemungkinan besar jumlah toko yang ditutup akan bertambah di waktu mendatang.

Sebelum pandemi Virus Corona menyerang, label Victoria's Secret sudah mengalami kesulitan.

Perusahaan L Brands yang menaungi Victoria Secret serta produk perawatan tubuh Bath and Body Works, berencana untuk memisahkan rantai penjualan label pakaian dalam itu menjadi perusahaannya sendiri.

L Brand harus berupaya untuk membuat label pakaian dalam berusia 42 tahun itu bisa meraih keuntungan lagi.

“Menutup 250 toko adalah masalah besar,” kata CEO Sementara Victoria's Secret, Stuart Burgdoerfer dalam sebuah diskusi dengan investor dan analis, Kamis (21/5). "Kami memulai percakapan dengan para pemilik gedung mengenai hal itu dan akibatnya."

Sebanyak 250 toko yang akan ditutup semuanya berlokasi di Amerika Utara dan 37 toko diantaranya berlokasi di Kanada.

Burgdoerfer juga mengatakan label pakaian dalam mewah tersebut akan terus menutup lokasi toko ritel di masa depan untuk mengelola real estat dan keuntungan keseluruhan secara lebih baik. Burgdoerfer tidak memberikan angka spesifik tentang penutupan di masa depan dan perusahaan masih belum mengatakan lokasi mana saja yang sudah ditetapkan untuk ditutup.

Tampabay melaporkan pada 2 Mei, Victoria's Secret tercatat memiliki sekitar 1.033 toko yang berlokasi di Amerika Serikat, termasuk toko PINK yang berdiri sendiri, menurut dokumen yang dibagikan kepada para investor. Namun 1.033 toko tersebut belum termasuk toko-toko yang berlokasi di wilayah Asia dan Eropa.

"Masih banyak perubahan yang harus dilakukan termasuk memperluas penjualan secara daring," kata Burgdoerfer.

"Apa yang kami lihat adalah bisnis yang sedikit lebih kecil tetapi jauh lebih menguntungkan dengan fondasi yang jauh lebih baik."

Burgdoerfer mengatakan di telepon bahwa ia mengharapkan toko-toko Victoria's Secret (selain toko-toko yang sudah dinyatakan tutup) dapat kembali buka pada akhir Juli.


Baca juga: Pelindung diri dan bergaya, desainer China buat masker berbahan sutra

Baca juga: London Fashion Week akan digelar secara digital

Baca juga: Kreativitas dunia fesyen di balik krisis corona