Jayapura (ANTARA News) - Kabupaten Mappi, Papua menjadi salah satu daerah kantong pengidap kusta terbesar di Provinsi Papua sehingga membutuhkan penanganan yang serius dari pihak pemerintah.

Fasilitator Netherlands Leprosy Relief (NLR), lembaga swadaya masyarakat asal Belanda yang membantu pemberantasan kusta di Indonesia, termasuk Papua, dr.Arry Pongtiku di Jayapura, Rabu mengatakan, jumlah penderita kusta di daerah itu menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi tahun 2008 dimana jumlah penderita kusta murni atau baru mencapai 52 kasus.

Jumlah ini terdiri atas sembilan kasus kusta pausi basiler (PB) atau kusta kering dan 43 kusta multi basiler (MB) atau kusta basah.

Menurut dr.Arry, kusta menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius karena bukan semata-mata penyakit "murni" melainkan disebabkan oleh kemiskinan.

Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, mengkonsumsi air yang tidak bersih serta asupan gizi yang buruk.

Selain itu, penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menurunkan daya tahan tubuh menyebabkan sesorang mudah terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri "Mycrobacterium leprae" ini.

Penyebaran penyakit ini cukup merata di seluruh distrik di Kabupaten Mappi. Di Distrik Obaa misalnya, ditemukan 16 kasus, di Distrik Citak Mitak, 6 kasus sedangkan di Distrik Edera terdapat 11 kasus.

"Kusta bisa menyebabkan cacat fisik yang bisa menurunkan produktivitas," ujar Arry.

Oleh sebab itu lanjutnya, harus ada komitmen dari pemerintah untuk menyediakan berbagai fasilitas pengobatan gratis, melatih tenaga medis seperti dokter dan perawat yang khusus menangani kusta, juga untuk melakukan survei dan evaluasi kasus serta sosialisasi mengenai penyakit ini bagi masyarakat luas. (*)