Jakarta (ANTARA) - Pengusaha properti nasional meminta agar pelaku usaha di sektor ini tak hanya terpaku pada masalah COVID-19 saja, tetapi harus mengantisipasi potensi setelah wabah ini berlalu.

"Kalau semua hanya berfokus di wabah ini maka ketika wabah ini selesai, akan begitu banyak potensi yang akan terlewatkan dan kita akan terkaget kaget karena belum siap," kata Direktur Utama Pollux Chadstone, Yanto Zefania saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Sebelumnya (20/5), PT Pollux Aditama Kencana,anak perusahaan dari PT Pollux Properti Indonesia Tbk, meresmikan SOHO (Small Office Home Office) di Mega Superblok Pollux Chadstone Cikarang, Jawa Barat. Acara digelar secara terbatas dan tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19.

Oleh karena itu, kata Yanto, pihaknya tetap mempersiapkan semuanya di saat wabah ini melanda sehingga ketika wabah ini melandai, pihaknya telah siap.

Baca juga: COVID-19, pengembang perlu berikan insentif bagi pembeli properti baru

"Saya optimis pertumbuhan ekonomi nasional tetap bertumbuh di masa pandemi ini walaupun kecil," katanya.

Dia juga menyebut, serah terima Pollux Chadstone ini sudah ditunggu banyak konsumen dan ketika serah terima kepada beberapa konsumen. "Mereka mengaku puas. Juga sebelum covid, banyak prospek pembeli menunggu kami selesai karena ingin segera ditempati. Karena nya, setelah covid selesai, kami optimis penjualan akan meningkat," katanya.

Selain itu, tambahnya, produk itu berada di kawasan industri atau berbeda dengan properti lain yang jauh dari kawasan. Pekerja di kawasan ini untuk level supervisor dan manajer itu banyak dan permintaan dari kawasan sekitar untuk hunian juga tinggi dan itu yang belum dapat terakomodir oleh properti di Cikarang.

Insentif Covid-19

Yanto membenarkan bahwa kondisi pandemi saat ini juga berpengaruh terhadap daya beli konsumen.

Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan beberapa insentif dan cara bayar relatif fleksibel dan juga kerja sama pembiayaan dengan beberapa bank dengan suku bunga sangat kompetitif sehingga diharapkan dapat meringankan bagi mereka.

Hunian merupakan kebutuhan primer selain sandang dan pangan, apalagi dengan meningkatnya angkatan kerja baru (milenial) dengan standar lebih baik akan mendorong permintaan akan hunian dengan standar lebih baik juga.

"Produk kami sudah siap huni, sehingga hanya dengan pembayaran uang muka, sudah bisa pinjam pakai dan dihuni," katanya.

Baca juga: Kementerian PUPR ingin pengembang bantu bangkitkan pasar properti

Ditanya potensi permintaan dan pertumbuhan sektor properti di Bekasi, Cikarang khususnya dalam dua atau tiga tahun terakhir, dia menjawab, potensinya sangat terbuka.

"Data hasil pemasaran ke beberapa kawasan, mereka menunggu kami untuk dapat bekerjasama. Terakhir, ada permintaan sekitar 100 unit untuk para pekerja di kawasan itu. Itu baru satu kawasan, sedangkan di Cikarang sekitarnya ada sekitar tujuh kawasan industri dan ribuan industri," demikian Yanto.

Komisaris Utama PT Pollux Properti Indonesia Tbk Jend (Purn) Timur Pradopo menyebut Cikarang merupakan rumah bagi pelaku bisnis karena di sini ada lebih dari 3000 perusahaan beroperasi dan 40 persen penanaman modal asing bermuara di kota ini.