Kudus (ANTARA News) - Sekitar 728 warga Desa Pasuruan Lor dan Pasuruan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu, memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengobatan gratis jelang Ramadhan.

Ketua panitia pengobatan, Masruarifin mengatakan, pengobatan gratis ini diselenggarakan oleh Pengurus Muhammadiyah Desa Pasuruan Kidul bekerjasama dengan Puskesmas dan dokter setempat dalam rangka menyambut bulan suci Ramdhan.

"Sejumlah warga sekitar yang berprofesi sebagai dokter ditawari untuk ikut serta dalam pengobatan gratis ini, selain pula mendatangkan dokter spesialis dari Rumah Sakit Siti Khatijah Kudus," ujarnya.

Dari 1.028 kartu pengobatan gratis yang dibagikan kepada warga di Desa Pasuruan Kidul dan Lor, katanya, terdapat sekitar 728 orang yang menggunakannya.

"Sebagian besar warga yang menggunakan kartu pengobatan gratis ini merupakan warga kurang mampu," ujarnya.

Ia mengatakan, target awal pengobatan gratis ini sekitar 1.000 orang, mengingat warga tidak perlu mengeluarkan biaya serupiah pun untuk mendapatkan pelayanan pengobatan dan mendapatkan obat yang dibutuhkan.

"Kegiatan ini merupakan yang kedua, setelah tahun 2008 juga diselenggarakan kegiatan serupa," ujarnya.

Awalnya, kata dia, kegiatan sosial ini atas inisiatif warga setempat yang menginginkan warga desa setempat mendapatkan pengobatan gratis untuk meringankan beban warga dan meningkatkan kesadaran warga untuk membiasakan diri hidup sehat dengan rutin melakukan pengobatan.

"Jika warga sakit, tentu harus segera mendapatkan pengobatan, sehingga penyakitnya bisa disembuhkan sejak dini," ujarnya.

Berdasarkan hasil catatan panitia, katanya, sebagian besar warga yang melakukan pengobatan mengeluhkan sakit batuk dan pilek, selebihnya untuk melakukan pengobatan sakit ringan lain yang dialami warga secara bervariasi.

Sementara itu, penggagas kegiatan pengobatan gratis, Sam`ani Intakoris, mengatakan, kegiatan sosial ini akan dilakukan rutin setiap tahun dengan menggandeng sejumlah pihak terkait yang peduli terhadap kesehatan masyarakat desa.

"Mudah-mudahan, kegiatan ini akan merangsang kepekaan sosial pihak lain, agar mereka pun termotivasi untuk melakukan kegiatan serupa," ujarnya.

Sebelumnya, kata dia, warga yang memanfaatkan pengobatan gratis ini sekitar 600 orang, sedangkan tahun ini sekitar 728 orang.

"Mudah-mudahan, tahun depan warga yang memanfaatkan pengobatan ini bertambah, karena masih ada warga yang enggan melakukan pengobatan ke Puskesmas atau dokter setempat karena kurang mampu," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang memanfaatkan pengobatan gratis, Rohmat (40), mengaku, dirinya sangat terbantu dengan pengobatan gratis ini.

"Selain gratis, tempat pengobatan juga dekat dari rumah, sehingga tidak ada alasan untuk tidak ikut berobat," ujarnya.

Ia mengaku, akhir-akhir ini dia sering mengalami batuk dan pilek. "Awalnya, saya ingin berobat ke Puskesmas atau dokter setempat, tetapi belum kesampaian karena jaraknya dari rumah cukup jauh," ujarnya.

Pernyataan senada juga diungkapkan Basuki (37), warga Pasuruan Lor, bahwa dia belum sempat berobat ke dokter atau puskesmas setempat karena jarak yang relatif jauh, dan biaya yang belum dimiliki.

"Kebetulan ada pengobatan gratis, sehingga mengetahui jenis penyakit yang saya alami selama ini," ujarnya.

Ia berharap, kegiatan serupa dilakukan lagi, mengingat masih banyak warga yang membutuhkan pengobatan gratis di tempat yang berdekatan dengan permukiman warga.(*)