Konsumsi BBM di Lampung turun akibat pandemi COVID-19
20 Mei 2020 18:19 WIB
Ilustrasi - Salah satu petugas SPBU sedang mengisi bensin di sepeda motor, meski konsumsi BBM mengalami penurunan akibat pandemi, Pertamina tetap memastikan lancarnya pasokan di masyarakat. ANTARA/Aris Wasita/am.
Bandarlampung (ANTARA) - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Provinsi Lampung baik produk gasoline maupun gasoil mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19.
"Rata-rata konsumsi produk gasoline pada April dan Mei mengalami penurunan hingga 21,9 persen dibandingkan kondisi normal di Lampung, sedangkan gasoil turun 15,5 persen, " kata Region Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia menyebutkan, konsumsi elpiji untuk PSO 3 kg meningkat sekitar 4,8 persen. Namun untuk elpiji NPSO rumah tangga khusus Lampung turun sekitar 7 persen. Sedangkan untuk elpiji NPSO non rumah tangga juga turun mencapai 31,3 persen.
Baca juga: Pertamina pastikan stok BBM dan LPG aman jelang lebaran
Rifky menjelaskan untuk memastikan kebutuhan tetap terpenuhi, Pertamina tetap menjaga keandalan stoknya sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan konsumsi.
Menurutnya, di integrated Terminal Panjang Lampung per tanggal 19 Mei, angka ketahanan stok premium di 6,9 hari, solar di 8 5 hari, pertamax 11,7 hari, pertamina dex 38 hari, dan elpiji di 4,1 hari.
Ia mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, tak dapat dihindari bahwa telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat. Tingkat konsumsi BBM dan elpiji mengalami penurunan yang signifikan.
"Seperti halnya produk gasoline (Perta series), rata-rata konsumsi dari bulan April hingga Mei 2020 jika dibanding rerata kondisi normal, produk-produk ini mengalami penurunan mencapai rata-rata di wilayah Sumbagsel yaitu 22,6 persen dengan penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Selatan. Dan untuk produk-produk gasoil (Dex series) penurunan konsumsi pada bulan yang sama mencapai 13,2 persen dengan penururan konsumsi tertinggi terjadi di wilayah Bangka Belitung," jelas Rifky.
Baca juga: Mantan Gubernur OPEC: Penurunan harga BBM potensi munculkan inflasi
Sementara itu, lanjutnya, anjuran untuk di rumah saja turut mendukung perubahan pola konsumsi elpiji di masyarakat. Meningkatnya konsumsi elpiji PSO mencapai 4,1 persen terhadap konsumsi normal, elpiji non PSO rumah tangga naik 1,8 persen, namun konsumsi elpiji non PSO bukan rumah tangga turun drastis hingga 40,6 persen.
"Dengan melihat kondisi saat ini, Pertamina mengajak seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi semua imbauan pemerintah guna mempercepat pemutusan rantai penyebaran virus COVID-19. Dan mohon doa dan dukungannya agar Pertamina dapat terus menjalankan amanahnya dalam mengantarkan energi untuk negeri,” tutup Rifky.
"Rata-rata konsumsi produk gasoline pada April dan Mei mengalami penurunan hingga 21,9 persen dibandingkan kondisi normal di Lampung, sedangkan gasoil turun 15,5 persen, " kata Region Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia menyebutkan, konsumsi elpiji untuk PSO 3 kg meningkat sekitar 4,8 persen. Namun untuk elpiji NPSO rumah tangga khusus Lampung turun sekitar 7 persen. Sedangkan untuk elpiji NPSO non rumah tangga juga turun mencapai 31,3 persen.
Baca juga: Pertamina pastikan stok BBM dan LPG aman jelang lebaran
Rifky menjelaskan untuk memastikan kebutuhan tetap terpenuhi, Pertamina tetap menjaga keandalan stoknya sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan konsumsi.
Menurutnya, di integrated Terminal Panjang Lampung per tanggal 19 Mei, angka ketahanan stok premium di 6,9 hari, solar di 8 5 hari, pertamax 11,7 hari, pertamina dex 38 hari, dan elpiji di 4,1 hari.
Ia mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, tak dapat dihindari bahwa telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat. Tingkat konsumsi BBM dan elpiji mengalami penurunan yang signifikan.
"Seperti halnya produk gasoline (Perta series), rata-rata konsumsi dari bulan April hingga Mei 2020 jika dibanding rerata kondisi normal, produk-produk ini mengalami penurunan mencapai rata-rata di wilayah Sumbagsel yaitu 22,6 persen dengan penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Selatan. Dan untuk produk-produk gasoil (Dex series) penurunan konsumsi pada bulan yang sama mencapai 13,2 persen dengan penururan konsumsi tertinggi terjadi di wilayah Bangka Belitung," jelas Rifky.
Baca juga: Mantan Gubernur OPEC: Penurunan harga BBM potensi munculkan inflasi
Sementara itu, lanjutnya, anjuran untuk di rumah saja turut mendukung perubahan pola konsumsi elpiji di masyarakat. Meningkatnya konsumsi elpiji PSO mencapai 4,1 persen terhadap konsumsi normal, elpiji non PSO rumah tangga naik 1,8 persen, namun konsumsi elpiji non PSO bukan rumah tangga turun drastis hingga 40,6 persen.
"Dengan melihat kondisi saat ini, Pertamina mengajak seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi semua imbauan pemerintah guna mempercepat pemutusan rantai penyebaran virus COVID-19. Dan mohon doa dan dukungannya agar Pertamina dapat terus menjalankan amanahnya dalam mengantarkan energi untuk negeri,” tutup Rifky.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: