Bandung (ANTARA News) - Direktur Utama Bank Tabungan Negara(BTN) Iqbal Latanro mengatakan, BTN telah siap untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) sehingga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2009 ini.

"Tinggal pemerintah ok, kita jalan. Rencana program kita itu Desember 2009, meski tidak kita targetkan," katanya di Bandung, Sabtu Malam.

Sebelumnya diberitakan DPR telah menyetujui IPO bank milik negara itu. Nantinya dalam IPO tersebut, saham pemerintah di BTN yang akan dilepas ke pasar sebesar 30 persen.

Menurut dia, saat ini pihaknya telah mengajukan lima calon underwriter kepada menteri negara BUMN. Dari lima underwriter tersebut, nantinya pemerintah yang akan menunjuk. Lima underwriter tersebut, tiga diantaranya BUMN sedangkan dua lainnya dari swasta. Namun Iqbal belum bisa memberitahukan siapa saja yang diajukan.

Menurut dia, kalau underwriter telah ditunjuk, biasanya maksimal tiga bulan kemudian sudah bisa IPO. "Ini berdasarkan pengalaman kita ketika menerbitkan obligasi, biasanya dua bulan, maksimal tiga bulan," katanya.

Ia menjelaskan, dengan adanya IPO ini diharapkan BTN dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sebab total dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh BTN untuk memperkuat modal dan meningkatkan kinerja.

"Jadi bukan untuk menambal defisit APBN. Semuanya untuk meningkatkan modal dan kinerja BTN," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Bank BTN menduduki peringkat 11 perbankan di Indonesia. Dengan adanya IPO maka BTN akan masuk dalam sepuluh besar peringkat bank di Indonesia.

Di sisi lain, dengan adanya tambahan dana dari IPO tersebut diharapkan juga mampu menurunkan suku bunga kredit.

Sementara itu, Kepala Riset Bhakti Securities Budi Ruseno HP mengatakan, pada semester II ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan IPO.

"Saat ini pasar sangat baik, pasar masih terus menguat, mencari investasi baru yang menarik. Tentu saja ini menjadi momen yang baik bila BTN melakukan IPO," katanya.

Ia menambahkan, sebaiknya BTN melakukan IPO pada awal-awal semeter II ini, karena saat-saat itu merupakan saat dimana investor masih sangat kuat masuk ke lantai bursa.

"Kalau akhir tahun, kitakan belum bisa benar-benar yakin apakah pasar yang meningkat ini terus berlanjut di akhir tahun," katanya.

Menurut dia, IPO BTN harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, terutama terkait dengan image korporasi. Selain itu juga memperluas jaringan pembelian saham perdana dengan memanfaatkan kantor-kantor BTN, sehingga para nasabah BTN juga bisa mengajukan penawaran saham IPO nantinya.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk memilih underwriter yang kompeten, dimana mampu menjajakan saham yang akan dilepas, serta mampu memeliharanya (paska IPO).

Menurut dia, bila BTN berhasil melakukan IPO dengan baik, maka hal itu akan menjadi acuan bagi BUMN lainnya untuk masuk ke pasar modal.

"Ini akan menjadi acuan yang baik, dan akan menambah jumlah kapitalisasi pasar sekaligus juga mendorong pertambahan investor retail untuk masuk ke pasar modal. Bila saat ini hanya 15 BUMN dari 139 BUMN yang ada, maka diharapkan akan segera bertambah banyak lagi," katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Mulyaman D Hadad mengatakan pihaknya mendorong perbankan untuk IPO dan masuk ke bursa saham. Sebab dengan masuknya bank ke lantai bursa, maka pengawasan perbankan semakin baik. (*)