Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan pemerintah Thailand mempererat kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan wilayah laut.

Kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk latihan bersama TNI Angkatan Laut (AL) dengan pasukan "Royal Thai Navy" (Angkatan Laut Thailand) yang digelar di perairan wilayah Indonesia pada 4-12 Agustus 2009.

"Latihan yang digelar setiap dua tahun sekali ini dimaksudkan untuk peningkatan kerja sama bilateral Indonesia dan Thailand serta untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit," kata Komandan Gugur Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Laksamana Pertama TNI RM Harahap, dalam siaran persnya di Surabaya, Sabtu.

Selain itu, lanjut dia, latihan tersebut menjadi sarana untuk menyamakan persepsi dan tindakan dalam hal penanganan pelanggaran hukum di laut wilayah Indonesia dan Thailand.

"Kebetulan antara kami dengan Thailand itu bertetangga, sehingga perlu adanya kesamaan persepsi dalam menangani masalah pelanggaran hukum di laut," katanya.

Dalam latihan bersama yang diberi nama Latma Sea Garuda 15B-09 itu, TNI AL mengerahkan pesawat intai Nomad N-22, helikopter BO-409, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Slamet Riyadi-352, dan KRI Fatahillah-361.

Sementara itu, pihak Royal Thai Navy mengerahkan dua kapal perang, yakni HTMS Rattanakosin-441 jenis korvet dan HTMS Phuttaloetla Naphalai-462 atau sejenis kapal pengawal.

Bertindak selaku Komandan Satuan Tugas Sea Garuda 15B-09 adalah Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto.

Latihan digelar di beberapa tempat. Di antaranya Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan dengan materi latihan meliputi "courtesy call", pembukaan, pratugas, pengarahan, pengenalan kapal, dan jamuan makan.

Selanjutnya, latihan manuver laut dilakukan di Selat Makasar dan Laut Sulawesi menuju Bitung dengan materi latihan melewati medan ranjau, SAR, pertahanan udara, antikapal selam, latihan penaggulangan kebakaran dan kebocoran serta latihan pemeriksaan dan penggeledahan di laut.

Dalam kesempatan ini juga akan dilaksanakan beberapa penembakan meriam antikapal permukaan, meriam antiudara, dan penembakan roket antikapal selam.

Untuk tahap akhir di Bitung, Sulawesi Utara, dilakukan pengkajian ulang latihan penutupan yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Agustus mendatang.(*)