Pengontrak Rumah Bekasi Mirip Noordin Top
8 Agustus 2009 14:04 WIB
Dua anggota Densus 88 anti teror membawa tas berisi bahan peledak yang dikeluarkan dari rumah yang diduga kuat milik anggota teroris di sekitar Perumahan Nusapala Jati Asih, Bekasi, Jabar, Sabtu (8/7). (ANTARA/Saptono)
Jakarta (ANTARA) - Seorang warga RT 04 RW 12, Perumahan Nusaphala, Jatiasih Bekasi, Jawa Barat mengaku pengontrak sebuah rumah yang menjadi tetangganya berwajah mirip teroris Noordin M. Top.
"Orang ini aneh. Pintu dan jendela selalu ditutup, tetapi di dalam rumah sering terdengar seperti ada orang yang bekerja," kata Sri Aman Indrati, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah si pengontrak kepada ANTARA, Sabtu.
Ia menuturkan, kalau pergi ke luar rumah, si penghuni kadang memakai mobil, tetapi kadang juga menggunakan sepeda motor.
"Mobilnya berwarna hitam. Kalau bersepeda motor, selalu dalam kondisi berjaket hitam, tas punggung dan helm full face," kata Sri.
Sri mengaku sempat bertatapan langsung dengan pengontrak rumah karen a kebetulan pernah menanyakan soal aliran air kamar mandi yang mampet.
"Cirinya dia waktu ketemu saya, rambut pendek agak cepak. Agak gemuk dan berkulit putih dan selalu menggunakan celana menggantung dan wajahnya mirip Noor din M Top yang berwajah polos," kata Sri.
Sementara itu, Ketua RT 04 RW 12 perumahan itu, Sundoyo mengungkapkan bahwa pengontrak rumah Blok D Nomor 12, Perumahan Nusaphala, Jatiasih Bekasi, itu mengaku bernama Ahmad Hery dan memiliki KTP Bekasi Utara.
Pengakuan ini didapat setelah Sundoyo mencek rumah milik Suparno yang dititipkan kepada Yusrin Nur, warga setempat, menyusul laporan warga yang mencurigai penghuni baru rumah itu.
Sundoyo mengatakan, berdasarkan penjelasan tetangga kanan-kiri rumah, mereka curiga karena pengontrak rumah itu tidak pernah bergaul.
"Laporan saya terima sekitar tanggal 20-an Juli, padahal, dia masuk tanggal 15 Juli dan oleh Satpam sudah diminta lapor, tetapi tidak pernah ada laporan ke saya," katanya.
Ahmad Hery, kata Sundoyo, mengaku mengontrak rumah itu hanya untuk waktu sekitar sebulan karena rumahnya di Bekasi Utara sedang diperbaiki.
"Hal ini, juga sudah kami laporkan ke anggota Polres Bekasi yang juga tinggal di kompleks ini," katanya.
Sabtu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB di depan rumah itu, masuk minibus warna putih, dan polisi yang sudah mengintai lama menangkap dua orang dari minbus itu namun karena melawan dengan melemparkan bom pipa ke arah polisi, keduanya ditembak hingga tewas.
Kedua orang ini disebut-sebut bernama Air Setiawan dan Eko Gepeng.
Dari pemeriksaan polisi, dari dalam mobil ditemukan beberapa bom pipa dan sejumlah peluru senapan laras panjang, sedangkan dari dalam rumah ditemukan sejumlah bahan peledak dan alat perakit yang beratnya sekitar 100 kg.
Selain itu, pada teras rumah tipe 36 itu terdapat pikup warna merah yang didalamnya berisi bom mobil dan diduga untuk meledakkan bom mobil dengan material mirip dengan bom yang meledak di Hotel Marriot Jakarta, 17 Juli lalu. (*)
"Orang ini aneh. Pintu dan jendela selalu ditutup, tetapi di dalam rumah sering terdengar seperti ada orang yang bekerja," kata Sri Aman Indrati, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah si pengontrak kepada ANTARA, Sabtu.
Ia menuturkan, kalau pergi ke luar rumah, si penghuni kadang memakai mobil, tetapi kadang juga menggunakan sepeda motor.
"Mobilnya berwarna hitam. Kalau bersepeda motor, selalu dalam kondisi berjaket hitam, tas punggung dan helm full face," kata Sri.
Sri mengaku sempat bertatapan langsung dengan pengontrak rumah karen a kebetulan pernah menanyakan soal aliran air kamar mandi yang mampet.
"Cirinya dia waktu ketemu saya, rambut pendek agak cepak. Agak gemuk dan berkulit putih dan selalu menggunakan celana menggantung dan wajahnya mirip Noor din M Top yang berwajah polos," kata Sri.
Sementara itu, Ketua RT 04 RW 12 perumahan itu, Sundoyo mengungkapkan bahwa pengontrak rumah Blok D Nomor 12, Perumahan Nusaphala, Jatiasih Bekasi, itu mengaku bernama Ahmad Hery dan memiliki KTP Bekasi Utara.
Pengakuan ini didapat setelah Sundoyo mencek rumah milik Suparno yang dititipkan kepada Yusrin Nur, warga setempat, menyusul laporan warga yang mencurigai penghuni baru rumah itu.
Sundoyo mengatakan, berdasarkan penjelasan tetangga kanan-kiri rumah, mereka curiga karena pengontrak rumah itu tidak pernah bergaul.
"Laporan saya terima sekitar tanggal 20-an Juli, padahal, dia masuk tanggal 15 Juli dan oleh Satpam sudah diminta lapor, tetapi tidak pernah ada laporan ke saya," katanya.
Ahmad Hery, kata Sundoyo, mengaku mengontrak rumah itu hanya untuk waktu sekitar sebulan karena rumahnya di Bekasi Utara sedang diperbaiki.
"Hal ini, juga sudah kami laporkan ke anggota Polres Bekasi yang juga tinggal di kompleks ini," katanya.
Sabtu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB di depan rumah itu, masuk minibus warna putih, dan polisi yang sudah mengintai lama menangkap dua orang dari minbus itu namun karena melawan dengan melemparkan bom pipa ke arah polisi, keduanya ditembak hingga tewas.
Kedua orang ini disebut-sebut bernama Air Setiawan dan Eko Gepeng.
Dari pemeriksaan polisi, dari dalam mobil ditemukan beberapa bom pipa dan sejumlah peluru senapan laras panjang, sedangkan dari dalam rumah ditemukan sejumlah bahan peledak dan alat perakit yang beratnya sekitar 100 kg.
Selain itu, pada teras rumah tipe 36 itu terdapat pikup warna merah yang didalamnya berisi bom mobil dan diduga untuk meledakkan bom mobil dengan material mirip dengan bom yang meledak di Hotel Marriot Jakarta, 17 Juli lalu. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Tags: