Lebak (ANTARA) - Aktivitas mudik di Terminal Bus Mandala Kabupaten Lebak, Banten, tampak sepi atau tidak terlihat lonjakan penumpang yang hendak ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran 2020.

"Kita hingga kini masih sepi dan tidak ada pemudik yang berangkat maupun turun, karena adanya larangan dari pemerintah daerah," kata Pejabat Sementara Kepala Terminal Bus Mandala Kabupaten Lebak Kosasih di Lebak, Selasa (19/5).

Selama ini, pihaknya tidak melayani Angkutan Kendaraan Antar Provinsi (AKAP) untuk angkutan Lebaran sehubungan adanya larangan pemudik tersebut.

Mereka bisa dilayani Angkutan Kendaraan Dalam Provinsi (AKDP), namun jumlah angkutan yang beroperasi relatif sedikit.

Kebanyakan penumpang AKDP itu, katanya, dari wilayah Serang dan Tangerang di mana mereka bukan pemudik melainkan pekerja.

Pemerintah daerah melakukan penjagaan ketat di posko perbatasan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.

Pemudik berasal dari zona merah penyebaran COVID-19, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Depok, Bogor, dan Bekasi akan ditolak masuk Kabupaten Lebak.

"Semua warga yang akan masuk ke wilayah Lebak dilakukan pemeriksaan suhu tubuh juga identitas KTP guna mencegah pandemi COBID-19 itu," katanya.

Baca juga: Terminal bus Giwangan Yogyakarta catat kedatangan 115 WNI repatriasi

Dia mengatakan sepinya penumpang mudik tersebut tentu berdampak terhadap pendapatan operator angkutan antarkecamatan, seperti yang melayani jurusan Malingping-Bayah-Cikotok.

Pengemudi memarkir kendaraannya di terminal sambil menunggu penumpang, sebab pemerintah daerah melarang pemudik dari luar daerah masuk wilayah Lebak.

Mereka boleh membawa penumpang mudik ke kampung halaman, namun harus memiliki surat keterangan sehat dari daerah bersangkutan.

"Sampai hari ini belum terlihat lonjakan penumpang pemudik Lebaran 2020," katanya.

Sejumlah sopir angkutan umum di Terminal Bus Mandala Rangkasbitung mengaku saat ini jumlah penumpang relatif menurun drastis sehubungan adanya larangan mudik tersebut.

Bahkan, banyak pengemudi tidak beroperasi karena pendapatan dan pengeluaran tidak sebanding dengan biaya operasional akibat sepinya penumpang.

"Kami sudah sepekan terakhir ini menganggur, karena penumpang sepi akibat larangan mudik itu," kata Edi, seorang pengemudi angkutan umum jurusan Rangkasbitung-Bekasi.

Baca juga: Pelanggar PSBB di Jatinegara tolak sanksi sosial karena gengsi
Baca juga: Delapan penumpang di Terminal Pulo Gebang ditolak berangkat
Baca juga: Sidak terminal, Doni Monardo apresiasi warga patuhi larangan mudik