Bandung (ANTARA News) - Budayawan dan seniman Bandung merasa kehilangan dan turut berbelasungkawa atas kepergian untuk selamanya WS Rendra (73) yang meninggal dunia, Kamis (6/8) di Jakarta.

"WS Rendra merupakan budayawan dan penyair yang hadir di setiap angkatan, karya-karyanya mudah dicerna masyarakat, oleh awam sekalipun," kata Ketua Majelis Sastra Bandung, Mat Don kepada ANTARA di Bandung, Jumat.

Kepergian Rendra, kata Mat Don, merupakan kehilangan besar buat sastra Indonesia dan dia merupakan salah satu penyair yang mamiliki karakter khas melalui syair-syair pedasnya yang langsung `menohok`.

"Salah satu ciri khasnya adalah, ia mengukir syair-syair pedas yang langsung pada persoalan, puisinya bisa dicerna siapapun. Itu kekuatannya," kata penyair Kota Bandung itu.

Rendra, kata Mat Don, adalah orang tua, guru dan teman bagi para penyair, seniman dan budayawan, selain menjadi salah seorang dari sekian banyak penyair yang produktif dan tetap kritis dalam mengungkap fenomena di masyarakat Indonesia.

Sebagai penyair, katanya, ia mengaku sulit mengklasifikasikan sosok almarhum karena karya-karyanya selalu hadir dan mengikuti setiap angkatan.

Syair-syair pedasnya, ujarnya, tidak hanya menyentil kebijakan pemerintah, namun juga menggugah masyarakat untuk bangkit bersama semangat syair-sairnya dalam melakukan perbaikan.

"Rendra merupakan tipikal orang yang konsisten dan berjuang tanpa jeda untuk puisi dan sastra Indonesia, humanis dan enak diajak diskusi," katanya.

Menurut Mat Don, sedianya Majelis Sastra Bandung, Agustus ini hendak mendatangkan dua sosok yang meninggal dunia dalam seminggu terakhir ini, WS Rendra dan Mbah Surip.

"Kami sudah merancang acara untuk kedua orang itu pada Agustus ini. Namun untuk Rendra memang kami dapat konfirmasi kesehatannya kurang mendukung. Ternyata memang keduanya tak bisa hadir karena menghadap Illahi," kata penyair yang telah melahirkan buku kumpulan puisi "Persetubuhan Batin" dan "Penyair Anjing" itu.

Rencananya untuk mengenang dua sosok fenomenal itu, Majelis Sastra Bandung akan menggelar doa bersama untuk Alm WS Rendra dan Alm. Mbah Surip pada Minggu (9/8) dalam Pengajian Majelis Sastra Bandung di Gedung Indonesia Menggugat (GIM). (*)