Keraton Yogyakarta tiadakan Grebeg Syawal cegah penularan COVID-19
19 Mei 2020 16:28 WIB
Sejumlah warga berebut gunungan saat prosesi Grebeg Syawal 1440 H di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6/2019). Dalam acara yang menjadi simbol sedekah raja kepada rakyatnya itu Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan hasil bumi dan diperebutkan oleh warga. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp)
Yogyakarta (ANTARA) - Keraton Yogyakarta memutuskan meniadakan acara tradisi Grebeg Syawal 1441 H yang sedianya akan berlangsung pada 24 Mei 2020 atau 1 Syawal Wawu 1953 untuk mencegah penularan COVID-19.
"Keputusan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran COVID-19 yang dapat terjadi dalam kerumunan massa," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: Ratusan warga berebut Gunungan Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta
Selain meniadakan Grebeg Syawal 1441 H yang biasanya ditandai dengan arak-arakan gunungan, menurut dia, prosesi Numplak Wajik yang sedianya digelar tiga hari sebelum pelaksanaan Grebeg Syawal, juga tidak akan diselenggarakan.
Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan keputusan itu merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Raja dan Ratu Belanda temui Sultan HB X di Keraton Yogyakarta
Selain meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, GKR Condrokirono menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton serta menyediakan alat perlindungan diri bagi para abdi dalem seperti masker dan hand sanitizer.
Keraton Yogyakarta, lanjut dia, juga meliburkan kegiatan seni pertunjukan seperti pementasan regular di Bangsal Srimanganti.
Baca juga: Presiden Singapura bertemu Sultan HB X di Keraton Yogyakarta
Meski demikian, pada masa pandemi ini, menurut dia, Keraton Yogyakarta justru semakin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti sebagai pembelajaran budaya.
"Proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak lantas terhenti begitu saja," kata dia.
Baca juga: Sultan HB X minta masyarakat waspada modus penipuan kerajaan fiktif
Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu menuturkan bahwa sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya seperti lomba tari online Beksan Nir Corona, Tutorial Tayungan, serta Tutorial Macapat. Ketiganya adalah beberapa kegiatan yang berada dibawah naungan KHP Kridhomardowo.
"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," kata Hayu.
Baca juga: Tujuh gunungan Grebeg Maulud diarak dari Keraton Yogyakarta
"Keputusan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran COVID-19 yang dapat terjadi dalam kerumunan massa," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: Ratusan warga berebut Gunungan Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta
Selain meniadakan Grebeg Syawal 1441 H yang biasanya ditandai dengan arak-arakan gunungan, menurut dia, prosesi Numplak Wajik yang sedianya digelar tiga hari sebelum pelaksanaan Grebeg Syawal, juga tidak akan diselenggarakan.
Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan keputusan itu merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Raja dan Ratu Belanda temui Sultan HB X di Keraton Yogyakarta
Selain meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, GKR Condrokirono menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton serta menyediakan alat perlindungan diri bagi para abdi dalem seperti masker dan hand sanitizer.
Keraton Yogyakarta, lanjut dia, juga meliburkan kegiatan seni pertunjukan seperti pementasan regular di Bangsal Srimanganti.
Baca juga: Presiden Singapura bertemu Sultan HB X di Keraton Yogyakarta
Meski demikian, pada masa pandemi ini, menurut dia, Keraton Yogyakarta justru semakin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti sebagai pembelajaran budaya.
"Proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak lantas terhenti begitu saja," kata dia.
Baca juga: Sultan HB X minta masyarakat waspada modus penipuan kerajaan fiktif
Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu menuturkan bahwa sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya seperti lomba tari online Beksan Nir Corona, Tutorial Tayungan, serta Tutorial Macapat. Ketiganya adalah beberapa kegiatan yang berada dibawah naungan KHP Kridhomardowo.
"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," kata Hayu.
Baca juga: Tujuh gunungan Grebeg Maulud diarak dari Keraton Yogyakarta
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: