Ekonom prediksi bank arahkan kredit sektor minim terdampak COVID-19
19 Mei 2020 15:33 WIB
Ilustrasi-Aktivitas pekerja mebel di salah satu UMKM di Kabupaten Sukoharjo. UMKM menjadi bagian dari debitur yang mengajukan restrukturisasi. (ANTARA/Aris Wasita)
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Ryan Kiryanto memprediksi perbankan akan mengarahkan penyaluran kredit kepada sektor usaha termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dianggap minim terdampak pandemi COVID-19 karena lembaga jasa keuangan akan menerapkan skema pembiayaan yang hati-hati.
“Bank akan cenderung memberikan perhatian kepada UMKM yang bidang usahanya tidak termasuk kategori terdampak parah,” katanya dalam diskusi daring "Peran dan tantangan perbankan mendukung UMKM saat pandemi COVID-19" di Jakarta, Selasa.
Kepala Ekonom BNI ini menjelaskan sektor-sektor UMKM yang akan dilirik perbankan itu di antaranya sektor kesehatan, penyediaan bahan pokok termasuk buah dan sayur.
Selain itu, sektor usaha jasa telekomunikasi termasuk periklanan di dalamnya, hingga perdagangan dalam jaringan.
Ia menjelaskan sektor tersebut memiliki dampak yang rendah dari COVID-19 yakni mengalami penurunan omzet kurang dari 30 persen.
Sedangkan sektor usaha yang paling terpukul dampak virus corona adalah pariwisata meliputi perhotelan, restoran, transportasi dan agen perjalanan, kemudian sektor manufaktur, bahan bangunan, hingga properti.
Sementara itu, untuk sektor usaha terdampak COVID-19 skala menengah yakni potensi penurunan omzet 30-50 persen yakni pembiayaan, otomotif, pusat perbelanjaan, peternakan, perikanan, dan komoditas (tambang, logam dan mineral).
Meski begitu, lanjut dia, bukan berarti bank akan berhenti melakukan ekspansi kredit terutama bank yang masih memiliki likuiditas yang memadai walau harus dilakukan secara hati-hati dan prudent.
Baca juga: BRI restrukturisasi kredit 1,38 juta debitur UMKM
Baca juga: Komisi VI DPR apresiasi BNI restrukturisasi kredit UMKM Rp20 triliun
Baca juga: Pemerintah siapkan PP untuk penundaan angsuran kredit
“Bank akan cenderung memberikan perhatian kepada UMKM yang bidang usahanya tidak termasuk kategori terdampak parah,” katanya dalam diskusi daring "Peran dan tantangan perbankan mendukung UMKM saat pandemi COVID-19" di Jakarta, Selasa.
Kepala Ekonom BNI ini menjelaskan sektor-sektor UMKM yang akan dilirik perbankan itu di antaranya sektor kesehatan, penyediaan bahan pokok termasuk buah dan sayur.
Selain itu, sektor usaha jasa telekomunikasi termasuk periklanan di dalamnya, hingga perdagangan dalam jaringan.
Ia menjelaskan sektor tersebut memiliki dampak yang rendah dari COVID-19 yakni mengalami penurunan omzet kurang dari 30 persen.
Sedangkan sektor usaha yang paling terpukul dampak virus corona adalah pariwisata meliputi perhotelan, restoran, transportasi dan agen perjalanan, kemudian sektor manufaktur, bahan bangunan, hingga properti.
Sementara itu, untuk sektor usaha terdampak COVID-19 skala menengah yakni potensi penurunan omzet 30-50 persen yakni pembiayaan, otomotif, pusat perbelanjaan, peternakan, perikanan, dan komoditas (tambang, logam dan mineral).
Meski begitu, lanjut dia, bukan berarti bank akan berhenti melakukan ekspansi kredit terutama bank yang masih memiliki likuiditas yang memadai walau harus dilakukan secara hati-hati dan prudent.
Baca juga: BRI restrukturisasi kredit 1,38 juta debitur UMKM
Baca juga: Komisi VI DPR apresiasi BNI restrukturisasi kredit UMKM Rp20 triliun
Baca juga: Pemerintah siapkan PP untuk penundaan angsuran kredit
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: