Cirebon (ANTARA) - Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H, meniadakan sejumlah tradisi seperti penabuhan gamelan "sekaten", Shalat Id dan juga grebeg syawal karena imbas dari perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Tradisi penabuhan gamelan sekaten di siti inggil setelah Shalat Idul Fitri ditiadakan," kata Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Selasa.

Sultan Arief menuturkan ditiadakannya beberapa tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon pada saat hari Raya Idul Fitri itu, dikarenakan Kota Cirebon memperpanjang PSBB.

Tidak hanya penabuhan gamelan sekaten yang ditiadakan, akan tetapi Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Sang Cipta Rasa serta langgar agung juga tidak ada.

Baca juga: Anggota DPR salurkan alat kesehatan dan sembako di Cirebon

Baca juga: PSBB Kota Cirebon diperpanjang dan diperkuat sampai tingkat RT/RW


"Kami juga meniadakan buka pintu (open house) grebeg syawal dan ziarah ke Astana Gunung Jati diundur bulan Juni," ujarnya.

Selain meniadakan tradisi, Keraton Kasepuhan Cirebon juga masih menutup beberapa obyek wisata yang masih bersangkutan hingga 31 Mei 2020.

Semua yang dilakukan tersebut kata Sultan Arief, merupakan upaya pencegahan penularan COVID-19 yang saat ini masih terus meningkat.

"Obyek wisata ziarah, religius, budaya Keraton Kasepuhan, Astana Gunung Jati, Taman Goa Sunyaragi, kami perpanjang penutupannya sampai 31 Mei 2020," katanya.*

Baca juga: Moeldoko sambut baik program vitamin C untuk rakyat di Cirebon

Baca juga: Empat jalan protokol Kabupaten Cirebon ditutup sementara