Banda Aceh, 6/8 (ANTARA) - Proses reintegrasi Aceh pasca konflik memerlukan kesediaan hati sehingga rasa saling percaya dan keterbukaan antarpihak yang pernah berselisih dapat diatasi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Negara saat meresmikan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh, Kamis, siang terkait lima hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan Aceh ke depan, termasuk diantaranya penuntasan proses reintegrasi Aceh pasca perjanjian damai.
"Sejak 30 tahun, ada yang bertengkar berselisih, dan empat tahun ini sudah damai, Tentu masih ada sisa jarak, ini tidak boleh menjadi halangan dan hambatan untuk proses integrasi," katanya.
Presiden mengatakan adalah hal yang wajar bila masih ada rasa ketidaknyamanan, rasa saling memperhatikan merupakan hal yang normal, namun harus diiringi peningkatan rasa saling percaya.
"Yang diperlukan adalah kesediaan untuk betul bersatu kembali. Harus lebih berjiwa besar, matang. rasional dan jangan emosional hanya karena masalah kecil. Itu tugas penting pasca rehabilitasi maka Aceh bisa berubah menjadi maju, sejahtera, damai," tegas Kepala Negara.
Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono selain meresmikan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda juga meresmikan sejumlah proyek instalasi air minum dan juga pengolahan sampah.
Kepala Negara selain meminta pemerintah daerah untuk terus mendorong pembangunan Aceh, juga meminta dilakukannya penghijauan di sepanjang pantai dan kota Banda Aceh.
"Saya menyumbangkan bibit pohon Trembesi sebanyak 100.000 buah untuk ditanam. Mudah-mudahan lima hingga 10 tahun ke depan Aceh bisa lebih megah, indah dan hijau," kata Presiden.
Usai peresmian, Kepala Negara dan rombongan bertolak pada pukul 11.50 WIB ke Jakarta dan direncanakan tiba tiga jam kemudian di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta.(*)
Presiden: Proses Reintegrasi Aceh Perlu Kesediaan Hati
6 Agustus 2009 13:26 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tags: