London (ANTARA News/AFP) - Pasar-pasar saham utama Eropa jatuh pada Rabu waktu setempat, karena para investor mempertimbangkan tentang beragamnya kantong dari hasil perusahaan dan hasil sebuah survei yang menunjukkan swasta AS mengurangi lebih banyak pekerjaan daripada yang diperkirakan pada bulan Juli.
Indeks FTSE 100 di London, turun 0,52 persen menjadi 4.647,13 poin, indeks CAC 40 dii Paris jatuh 0,51 persen menjadi 3.458,53 dan indeks Dax di Frankfurt kehilangan 1,18 persen menjadi 5,353.01 poin.
Tempat lain di Eropa, bursa Swiss turun 0,47 persen, Madrid merosot 1,59 persen, Brussel turun 0,54 persen dan Milan turun tipis 0,02 persen.
Gambaran serupa pada awal perdagangan sore di Wall Street, di mana Dow Jones telah turun 0,83 persen dan Nasdaq turun 1,25 persen.
Sebelumnya di Asia, pasar yang baru-baru ini memberikan keuntungan membuat para investor melakukan aksi ambil untung sehingga bursa Tokyo turun 1,18 persen dan Hong Kong turun 1,45 persen.
"Para pemain khawatir bahwa pasar semakin kebal terhadap isyarat positif, sedangkan isyarat negatif apapun dapat memicu ambil keuntungan," kata kepala eksekutif Investrust, Hiroyuki Fukunaga kepada Dow Jones Newswires.
Capital Economics, sebuah konsultan riser di London, mengatakan pihaknya "berhati-hati" dan memperingatkan rally pasar saham baru-baru ini "kemungkinan akan segera mereda."
Grup mengatakan, apapun pemulihan ekonomi global akan menjadi "luar biasa lemah."
Di antara ketakutan utama tentang ekonomi adalah akibat meningkatnya pengangguran, yang dikonfirmasi pada Rabu ketika sebuah survei oleh sebuah perusahaan `payrolls` (daftra gaji) AS menunjukkan perusahaan swasta mengurangi 371.000 pekerjaan pada bulan Juli.
Angka yang turun lebih tajam daripada bulan Juni, tetapi lebih besar dari perkiraan 350.000 di tengah sebuah resesi berat dan panjang.
"Reaksi awal terhadap laporan dari ADP ... adalah negatif karena pokok beritanya sedikit lebih buruk daripada konsensus perkiraan 350.000," kata Patrick O`Hare, seorang analis di grup analisis Briefing.com.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat akan mempublikasikan data pekerjaan Juli pada hari Jumat.
Laporan ADP "menambahkan beberapa kegelisahan di antara para pedagang (ekuitas) jelang laporan dari tenaga kerja pada Jumat," ujar para analis Charles Schwab & Co dalam sebuah catatan kliennya.
Menambahkan nada negatif adalah laporan oleh Institut Supply
Manajemen bahwa sektor jasa AS mengalami kontraksi tak terduga pada Juli, setelah bergerak mendekati pertumbuhan di tiga bulan sebelumnya.
Indeks dari sektor non-manufaktur dari lembaga tersebut, jatuh menjadi 46,4 persen pada bulan Juli dari 47,0 persen pada bulan Juni, merupakan penurunan bulanan ke-10 berturut-turut.
"Ini merupakan rilis mengecewakan, karena kenaikan besar (sebelumnya) dalam survei manufaktur ISM telah membangkitkan harapan bahwa kita akan melihat sesuatu yang serupa di indeks non-manufaktur," kata Aaron Smith dari Moody`s Economy.com.
Indeks manufaktur meningkat paling besar dalam hampir empat tahun pada Juli.
Saham-saham yang melemah pada Rabu menyeret turun euro, yang cenderung jatuh ketika terjadi ketidakpastian ekonomi karena dianggap sebagai mata uang lebih berisiko ketimbang dolar.
Mata uang tunggal Eropa berada pada 1,4400 dolar di London pada akhir Rabu dibandingkan dengan 1,4410 dolar di New York pada akhir Selasa.
Saham di London telah terseret turun oleh perusahaan-perusahaan pertambangan dan energi karena penurunan harga bahan baku, sementara bank meningkat meskipun miskin hasil karena prospek positif mereka untuk bulan-bulan mendatang.
Lloyds Bank Group yang dikendalikan negara Inggris pada Rabu mengatakan, bahwa jatuh ke dalam rugi bersih pada paruh pertama 3,124 miliar pound, digoyang oleh melonjaknya kredit macet dari pengambilalihan HBOS.
Kerugian setara dengan 3,7 miliar euro, 5,3 miliar dolar, kontras dengan laba bersih 1,954 miliar pound di paruh pertama 2008, namun saham Lloyds naik 10,60 persen menjadi 93,30 pence.(*)
Saham Eropa Jatuh Setelah Laporan Ketenagakerjaan AS
6 Agustus 2009 02:38 WIB
Bursa Saham/ilustrasi (Widodo S. Jusuf)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: