Bulog optimalkan serapan gabah petani yang sedang panen raya
18 Mei 2020 21:44 WIB
Ilustrasi: Petani menjemur gabah di Desa Dasok, Pamekasan, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/ (ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Jakarta (ANTARA) - Dengan kondisi petani yang masih panen raya, Perum Bulog melakukan optimalisasi serap gabah terutama di provinsi yang masih mengalami panen besar yakni Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menjelaskan pada musim panen saat ini BUMN Pangan tersebut dapat menyerap sebanyak 12.000-15.000 ton setara beras per hari untuk menambah cadangan beras pemerintah.
"Yang paling besar itu di Sulawesi Selatan, termasuk di Sidrap, Parepare, Palopo, sudah diserap sebanyak-banyaknya. Di sana bisa menyerap hampir 5.000 ton sendiri setara beras," kata Tri dalam konferensi virtual di Jakarta, Senin.
Selain Sulawesi Selatan, Tri merinci provinsi lainnya yang sedang panen besar yakni NTB seperti di Bima, Sumbawa dan Dompu.
Baca juga: Bulog targetkan penyerapan beras 2019 sebanyak 1,8 juta ton
Untuk di wilayah Pulau Jawa, kata dia, sebagian sudah memasuki musim tanam kedua dan sebagian lagi masih panen seperti di Banyumas, Cilacap, dan Sukabumi.
Ada pun Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah selama musim panen pertama yakni Maret hingga Juni mencapai 600.000 ton.
"Target kami bisa menyerap 600.000 ton hingga akhir Juni. Harapan kami saat puncaknya nanti Juni, bisa menyerap sampai 20.000 ton per hari, karena nanti akan turun lagi bulan Juli," kata Tri.
Saat ini jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,42 juta ton dengan rincian Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1,32 juta ton dan beras komersial 101.364 ton.
Baca juga: Bulog telah salurkan beras bansos ke 933.725 keluarga di Jabodetabek
Baca juga: Cadangan beras Bulog hingga Juni diperkirakan mencapai 1,8 juta ton
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menjelaskan pada musim panen saat ini BUMN Pangan tersebut dapat menyerap sebanyak 12.000-15.000 ton setara beras per hari untuk menambah cadangan beras pemerintah.
"Yang paling besar itu di Sulawesi Selatan, termasuk di Sidrap, Parepare, Palopo, sudah diserap sebanyak-banyaknya. Di sana bisa menyerap hampir 5.000 ton sendiri setara beras," kata Tri dalam konferensi virtual di Jakarta, Senin.
Selain Sulawesi Selatan, Tri merinci provinsi lainnya yang sedang panen besar yakni NTB seperti di Bima, Sumbawa dan Dompu.
Baca juga: Bulog targetkan penyerapan beras 2019 sebanyak 1,8 juta ton
Untuk di wilayah Pulau Jawa, kata dia, sebagian sudah memasuki musim tanam kedua dan sebagian lagi masih panen seperti di Banyumas, Cilacap, dan Sukabumi.
Ada pun Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah selama musim panen pertama yakni Maret hingga Juni mencapai 600.000 ton.
"Target kami bisa menyerap 600.000 ton hingga akhir Juni. Harapan kami saat puncaknya nanti Juni, bisa menyerap sampai 20.000 ton per hari, karena nanti akan turun lagi bulan Juli," kata Tri.
Saat ini jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,42 juta ton dengan rincian Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1,32 juta ton dan beras komersial 101.364 ton.
Baca juga: Bulog telah salurkan beras bansos ke 933.725 keluarga di Jabodetabek
Baca juga: Cadangan beras Bulog hingga Juni diperkirakan mencapai 1,8 juta ton
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: