Bangkok (ANTARA) - Mobil, truk dan sepeda motor tampak berdesak-desakan pada Senin sebagai bukti kembalinya kemacetan yang populer di ibu kota Thailand saat para komuter kembali bekerja di fase kedua pelonggaran pembatasan virus corona.

Fase kedua ini dimaksudkan untuk memulihkan kegiatan perekonomian negara tersebut yang terhenti akibat pembatasan pergerakan untuk mengendalikan penyebaran virus.

Ketika kemacetan tercipta di jalan-jalan Bangkok yang terkenal padat, para pelancong menuju terminal bis di utara guna melakukan perjalanan ke provinsi untuk pertama kalinya sejak Maret, sebagian besar penumpang duduk di samping kursi kosong, sejalan dengan aturan jarak sosial.

"Saya sudah menunggu untuk pulang selama berbulan-bulan. Saya senang akhirnya bisa melakukannya," kata Ratchari Maneenop, 22, yang sedang menuju ke provinsi asalnya Loei di timur laut.

Baca juga: Lusinan bank makanan lokal bermunculan di Thailand di tengah wabah
Baca juga: Tenaga medis di Thailand tertekan meski jumlah kasus COVID-19 menurun


Thailand melaporkan tiga infeksi baru corona pada Senin, yang menjadikan total kasus terkonfirmasi adalah 3.031 sejak Januari, dengan 56 kematian.

Tetapi pembatasan perdagangan dan transportasi telah menghancurkan pariwisata, pengeluaran rumah tangga dan investasi swasta, yang menyebabkan penurunan perekonomian Thailand, yang mengalami kontraksi paling tajam dalam delapan tahun terakhir pada kuartal pertama dan mendorongnya ke dalam resesi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Sopir bus Boonsong Misa mengatakan dia senang bisa kembali ke jalan.

"Saya sudah berhenti bekerja sejak 8 Maret, sudah dua bulan," katanya di terminal bus. "Saya senang bisa melakukan pekerjaan yang saya cintai lagi."

Antrean tampak pada Minggu saat mal Thailand kembali dibuka, di mana beberapa operator menggunakan lift otomatis dan menggunakan robot untuk mengukur suhu pelanggan.

Meskipun Thailand telah melaporkan lebih sedikit kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah tetap menutup sejumlah tempat yang biasanya menarik banyak orang, seperti bioskop.

Penerbangan penumpang telah dihentikan hingga akhir Juni.

Rambu-rambu "Jangan duduk" telah dipasang di banyak kursi di jaringan kereta api yang ditinggikan di Bangkok untuk memberi jarak yang cukup antara penumpang dan penanda lantai untuk mengontrol jalur.

Kemacetan serupa juga tampak di Filipina, dengan truk dan kendaraan pribadi mengalir ke ibu kota Manila, yang mulai menerapkan karantina wilayah yang "dimodifikasi". Beberapa bisnis dan kantor diizinkan untuk dibuka kembali, tetapi transportasi umum tetap ditangguhkan, meninggalkan banyak pekerja dalam kesulitan.

"Saya sudah menunggu lebih dari 30 menit, berharap mendapat tumpangan," kata komuter Rolan Obani.

"Pekerjaan saya sangat penting bagi saya."

Reuters

Baca juga: Tak ada kasus maupun kematian baru COVID-19 di Thailand
Baca juga: Aktivis Thailand frustasi oleh lonjakan sampah plastik saat penguncian