Jakarta (ANTARA) - Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Diana Yumanita menyebutkan aktivitas usaha syariah di Indonesia tumbuh 1,25 persen (yoy) pada triwulan I 2020 atau melambat dibandingkan triwulan IV 2019 sebesar 5,79 persen (yoy).

“Kita bisa melihat ternyata pertumbuhan aktivitas usaha syariah mengalami perlambatan sampai 1,25 persen padahal sempat naik 5,79 persen,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Baca juga: BI keluarkan indeks literasi untuk akselerasi ekonomi syariah

Diana menyatakan hasil tersebut diwakili oleh empat sektor unggulan halal value chain yakni makanan dan minuman halal, pariwisata ramah umat Muslim, fesyen, serta pertanian terintegrasi termasuk perkebunan, peternakan, maupun perikanan.

“Makanan halal dan pariwisata ramah Muslim tumbuh melambat sedangkan pertanian dan fesyen tumbuh negatif,” ujarnya.

Sementara itu, Diana menuturkan survei Bank Indonesia mencatat untuk kegiatan dunia usaha halal pada triwulan I 2020 mengalami penurunan 1,85 persen (qtq) dibanding triwulan IV 2020 yaitu sebesar 6,8 persen (qtq).

Ia mengatakan penurunan kegiatan usaha terjadi pada hampir di seluruh sektor meski pada pertanian dan sektor keuangan masih menunjukkan pertumbuhan.

“Kalau kita lihat dari sisi survei kegiatan dunia usaha turut mengalami pertumbuhan negatif,” ujarnya.

Kemudian, untuk kegiatan dunia usaha secara umum pada triwulan I 2020 tercatat menurun 5,56 persen (qtq) dibanding triwulan IV-2019 sebesar 7,79 persen (qtq).

Kegiatan usaha yang mengalami penurunan adalah industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, serta konstruksi.

“Survei kegiatan dunia usaha itu memang triwulan I terindikasi menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu secara kuartal turun sampai 5,56 persen padahal triwulan IV-2019 kita 7,79 persen,” jelasnya.

Baca juga: Ekonom prediksikan perbankan syariah mulai tertekan pada Juli 2020
Baca juga: BI: Keuangan syariah sumber pertumbuhan baru ekonomi nasional