Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Rabu, memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6.50 persen.

"Keputusan ini diambil sertelah RDG menyimpulkan tren penurunan inflasi masih berlanjut seiring dengan masih terbatasnya permintaan domestik dan terus menurunnya ekspektasi inflasi," demikian kesimpulan RDG di Jakarta, Rabu.

Dalam delapan bulan terakhir, sejak Desember 2008, setiap bulan BI berturut-berturut melakukan pemangkasan suku bunga yang telah dipangkas selama periode itu, 300 basis poin atau tiga persen.

Dewan Gubenur menilai penurunan BI rate saat ini masih konsisten dengan sasaran inflasi BI ke depan yang diperkirakan di kisaran empat persen.

Meski demikian, BI mencermati ada tekanan inflasi pada 2010 yang bersumber dari meningkatnya permintaan domestik dan kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional.

"Dalam konteks ini, ke depan kebijakan moneter akan diarahkan untuk lebih antisipatif terhadap potensi kenaikan inflasi tersebut agar sasaran inflasi sekitar 5 persen di tahun 2010 dapat dicapai," demikian Dewan Gubernur BI.

Dewan Gubernur BI melihat, respon respons suku bunga perbankan terhadap penurunan BI Rate mulai membaik, sedangkan penyaluran kredit perbankan juga mulai menunjukkan perbaikan walaupun masih tumbuh sangat lambat.

"Masih terbatasnya penyaluran kredit terutama bersumber dari masih rendahnya permintaan kredit terkait masih rendahnya kegiatan investasi." katanya.

Sedangkan di sisi mikro, industri perbankan dalam kondisi stabil seperti yang tercermin dari masih tingginya tingkat kecukupan modal CAR dan terjaganya NPL dibawah 5 persen.

"Dengan fundamental industri perbankan yang kuat, penyaluran kredit diharapkan terus meningkat seiring dengan semakin kondusifnya sektor riil ke depan.

Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dan Perbankan akan terus berkoordinasi untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka mengoptimalkan intermediasi perbankan pada Semester II 2009 ini," katanya. (*)