Korsel laporkan lima kasus baru penularan COVID-19
17 Mei 2020 17:02 WIB
Para karyawan dari sebuah perusahaan layanan desinfeksi membersihkan gerbong kereta subway di tengah ketakutan virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran/aww.
Seoul (ANTARA) - Pemerintah Korea Selatan pada Minggu mengumumkan lima kasus baru penularan COVID-19 dalam negeri, yang seluruhnya terhubung dengan klaster di sekitar bar dan klub malam di ibu kota negara, Seoul.
Klaster baru di Seoul membuat warga khawatir adanya gelombang baru penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan jenis baru virus corona (SARS-CoV-2).
Setelah tidak ada kasus penularan baru di Korea Selatan selama beberapa minggu, pemerintah pun melonggarkan aturan pembatasan pada 6 Mei.
Namun, adanya lonjakan kasus positif di sejumlah tempat hiburan malam di Itaewon, Seoul, memaksa pembuat kebijakan untuk memikirkan kembali pelonggaran tersebut.
Walaupun demikian, pemerintah tetap akan melonggarkan pembatasan dengan membuka kembali perkantoran, sarana umum, dan pusat kebugaran. Akan tetapi, klub malam dan bar di Seoul tetap diminta kembali tutup.
Otoritas setempat juga menunda pembukaan sekolah selama satu minggu.
Pemerintah Korsel mencatat 13 kasus baru, Sabtu (16/5), sehingga total pasien positif mencapai 11.050 jiwa. Dari angka itu, 262 di antaranya meninggal dunia.
Dari belasan kasus baru itu, lima di antaranya terhubung dengan penularan di sejumlah tempat hiburan malam di Seoul dan tujuh lainnya dinyatakan positif tertular virus saat baru pulang dari luar negeri.
Selama dua hari berturut-turut, kasus penularan COVID-19 di Korea Selatan tidak mencapai angka dua digit. Walaupun demikian, 168 orang dinyatakan positif tertular COVID-19 dan mereka terhubung dengan klaster Itaewon. Beberapa pasien merupakan para pengunjung klub, rekan kerja, anggota keluarga, dan sejumlah pelajar.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), Jeong Eun-kyeong, memperingatkan para pengunjung klub untuk mengisolasi diri mengingat masa inkubasi virus belum berakhir.
"Meskipun kalian telah dinyatakan negatif, masih ada risiko penularan virus selama masa inkubasi. Tolong lakukan tes lagi jika kalian mengalami gejala penyakit," kata Jeong.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Selatan lacak wabah virus corona baru di klub malam Seoul
Baca juga: Gereja besar di Korea Selatan dibuka kembali dengan pembatasan
Baca juga: Indonesia dapat belajar dari data penanggulangan COVID-19 Korsel
Klaster baru di Seoul membuat warga khawatir adanya gelombang baru penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan jenis baru virus corona (SARS-CoV-2).
Setelah tidak ada kasus penularan baru di Korea Selatan selama beberapa minggu, pemerintah pun melonggarkan aturan pembatasan pada 6 Mei.
Namun, adanya lonjakan kasus positif di sejumlah tempat hiburan malam di Itaewon, Seoul, memaksa pembuat kebijakan untuk memikirkan kembali pelonggaran tersebut.
Walaupun demikian, pemerintah tetap akan melonggarkan pembatasan dengan membuka kembali perkantoran, sarana umum, dan pusat kebugaran. Akan tetapi, klub malam dan bar di Seoul tetap diminta kembali tutup.
Otoritas setempat juga menunda pembukaan sekolah selama satu minggu.
Pemerintah Korsel mencatat 13 kasus baru, Sabtu (16/5), sehingga total pasien positif mencapai 11.050 jiwa. Dari angka itu, 262 di antaranya meninggal dunia.
Dari belasan kasus baru itu, lima di antaranya terhubung dengan penularan di sejumlah tempat hiburan malam di Seoul dan tujuh lainnya dinyatakan positif tertular virus saat baru pulang dari luar negeri.
Selama dua hari berturut-turut, kasus penularan COVID-19 di Korea Selatan tidak mencapai angka dua digit. Walaupun demikian, 168 orang dinyatakan positif tertular COVID-19 dan mereka terhubung dengan klaster Itaewon. Beberapa pasien merupakan para pengunjung klub, rekan kerja, anggota keluarga, dan sejumlah pelajar.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), Jeong Eun-kyeong, memperingatkan para pengunjung klub untuk mengisolasi diri mengingat masa inkubasi virus belum berakhir.
"Meskipun kalian telah dinyatakan negatif, masih ada risiko penularan virus selama masa inkubasi. Tolong lakukan tes lagi jika kalian mengalami gejala penyakit," kata Jeong.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Selatan lacak wabah virus corona baru di klub malam Seoul
Baca juga: Gereja besar di Korea Selatan dibuka kembali dengan pembatasan
Baca juga: Indonesia dapat belajar dari data penanggulangan COVID-19 Korsel
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: