Nanas dinilai bisa tangkal Corona, petani nanas Siak dulang pesanan
17 Mei 2020 10:50 WIB
Ilustrasi: Petani memanen buah nanas di Tangkit Baru, Sungai Gelam, Muarojambi, Jambi, Sabtu (16/5/2020). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/wsj.
Pekanbaru (ANTARA) - Ratusan petani nanas di Desa Penyengat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, kebanjiran pesanan mencapai 55.000 ribu buah segar setiap pekannya selama pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).
Apo, seorang petani nanas di Desa Penyengat ketika dihubungi dari Pekanbaru, Minggu, mengatakan angka itu meningkat 25 persen dibandingkan biasanya. Mayoritas buah manis berair tersebut dikirim ke Jakarta, sementara sebagian lainnya untuk memenuhi pasar domestik Siak dan Pekanbaru.
"Kami bersyukur penjualan dan produksi nanas tidak terhambat meski dalam situasi COVID19, panen masih setiap hari dan pemasaran ke pasar induk juga lancar,” kata Apo yang juga merupakan Wakil Ketua Kelompok Tani Bina Tani Desa Penyengat itu.
Apo tidak mengetahui pasti alasan peningkatan permintaan buah tropis yang dia dan ratusan petani lain budidayakan sejak 2013 silam itu. Hanya saja, merujuk berbagai sumber buah nanas dipercaya menjadi salah satu buah yang mampu menangkal Corona.
Nanas, kata Apo, disebut memiliki enzim protease yang secara alami dapat menangkal virus, baik dimakan sebagai buah segar maupun jus. Selain dipercaya untuk melawan Corona, momen Ramadhan juga diakui Apo menyumbang peningkatan permintaan nanas.
Baca juga: Dukung perangi corona, koperasi PSSM sumbang nanas untuk tenaga medis
Senada dengan Apo, petani lainnya Supriyadi mengatakan selama bulan puasa permintaan buah nanas meningkat dibandingkan sebelumnya. Bahkan dia juga mengaku mampu mendapatkan keuntungan bersih lebih dari Rp10 juta.
"Para petani masih terus menanam dan memanen nanas seperti biasa. Kami beruntung bisa ikut program budi daya ini, karena masih bisa menghasilkan meski di tengah situasi COVID-19," ujar Supriyadi.
Dia menjelaskan buah nanas yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Penyengat merupakan jenis Nanas Ratu. Nanas ini, kata dia, memiliki rasa yang khas dan lebih tahan lama dibanding jenis nanas lain. Hal itu juga disebut Supriadi berdampak pada meningkatnya permintaan nanas dari Pulau Jawa.
Supriyadi menceritakan awalnya ia sempat ragu dengan program budi daya nanas di lahan tersebut. Ia khawatir dengan pemasaran dan perawatan nanas apalagi dalam jumlah besar. Namun, ternyata mereka tidak berjalan sendiri, petani mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Siak dan swasta. “Semoga budi daya nanas ini bisa terus berkembang dan mudah-mudahan akan ada juga industri pengolahan nanas yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat,” kata Bupati Siak Alfedri.
Baca juga: Mentan dorong Lampung jadi pengekspor nanas terbesar di dunia
Apo, seorang petani nanas di Desa Penyengat ketika dihubungi dari Pekanbaru, Minggu, mengatakan angka itu meningkat 25 persen dibandingkan biasanya. Mayoritas buah manis berair tersebut dikirim ke Jakarta, sementara sebagian lainnya untuk memenuhi pasar domestik Siak dan Pekanbaru.
"Kami bersyukur penjualan dan produksi nanas tidak terhambat meski dalam situasi COVID19, panen masih setiap hari dan pemasaran ke pasar induk juga lancar,” kata Apo yang juga merupakan Wakil Ketua Kelompok Tani Bina Tani Desa Penyengat itu.
Apo tidak mengetahui pasti alasan peningkatan permintaan buah tropis yang dia dan ratusan petani lain budidayakan sejak 2013 silam itu. Hanya saja, merujuk berbagai sumber buah nanas dipercaya menjadi salah satu buah yang mampu menangkal Corona.
Nanas, kata Apo, disebut memiliki enzim protease yang secara alami dapat menangkal virus, baik dimakan sebagai buah segar maupun jus. Selain dipercaya untuk melawan Corona, momen Ramadhan juga diakui Apo menyumbang peningkatan permintaan nanas.
Baca juga: Dukung perangi corona, koperasi PSSM sumbang nanas untuk tenaga medis
Senada dengan Apo, petani lainnya Supriyadi mengatakan selama bulan puasa permintaan buah nanas meningkat dibandingkan sebelumnya. Bahkan dia juga mengaku mampu mendapatkan keuntungan bersih lebih dari Rp10 juta.
"Para petani masih terus menanam dan memanen nanas seperti biasa. Kami beruntung bisa ikut program budi daya ini, karena masih bisa menghasilkan meski di tengah situasi COVID-19," ujar Supriyadi.
Dia menjelaskan buah nanas yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Penyengat merupakan jenis Nanas Ratu. Nanas ini, kata dia, memiliki rasa yang khas dan lebih tahan lama dibanding jenis nanas lain. Hal itu juga disebut Supriadi berdampak pada meningkatnya permintaan nanas dari Pulau Jawa.
Supriyadi menceritakan awalnya ia sempat ragu dengan program budi daya nanas di lahan tersebut. Ia khawatir dengan pemasaran dan perawatan nanas apalagi dalam jumlah besar. Namun, ternyata mereka tidak berjalan sendiri, petani mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Siak dan swasta. “Semoga budi daya nanas ini bisa terus berkembang dan mudah-mudahan akan ada juga industri pengolahan nanas yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat,” kata Bupati Siak Alfedri.
Baca juga: Mentan dorong Lampung jadi pengekspor nanas terbesar di dunia
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: