Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi naik 30 poin menjadi Rp9.890-Rp9.900 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.920-Rp9.935, karena pelaku masih terus membeli rupiah.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga mengatakan, kenaikan rupiah itu, karena pelaku pasar masih over optimistis terhadap pasar Indonesia sehingga investasi asing terus terjadi.

Keberhasilan melaksanakan pemilihan presiden dalam satu putaran yang berjalan damai, aman masih memberikan arti positif terhadap pasar uang, katanya.

Rupiah, menurut dia, diperkirakan masih akan berkisar di level Rp9.800 sampai Rp9.900 per dolar, karena kenaikannya kemungkinan akan dibatasi.

Karena itu Bank Indonesia (BI) akan berada di pasar untuk mengurangi kenaikan rupiah yang terlalu cepat, ucapnya.

Ia mengatakan, kondisi pasar yang positif membuat peluang rupiah untuk bisa mencapai angka Rp9.500 per dolar pada akhir tahun ini tercapai.

Meski untuk mencapai angka Rp9.500 per dolar tidak mudah, namun peluang untuk ke sana cukup besar, ujarnya.

Pelaku pasar, menurut dia juga sedang memfokuskan terhadap Rancangan Anggara Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) pada hari ini yang diharapkan akan lebih baik dari sebelumnya.

Selain itu pelaku pasar juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik pada tahun depan dibanding tahun ini, katanya.

Keyakinan itu, lanjut dia kenaikan itu didukung oleh makin membaiknya tingkat investasi asing di pasar domestik dalam jangka dan membuka lapangan kerja yang lebih baik sehingga mengurangi tingkat pengangguran.

"Kami yakin ekonomi akan tumbuh lebih baik sehingga nilai tukar rupiah akan berada pada posisi yang lebih menguntungkan," katanya. (*)