Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Sentral Organisasi Karya Seluruh Indonesia (Soksi) Suhardiman meminta Partai Golkar (PG) menjadi partai opisisi terhadap pemerintahan Indonesia mendatang.

"PG belum berpengalaman sebagai partai oposisi tapi hal itu harus dilakukan untuk mengembalikan jatidiri dan kepercayaan masyarakat," kata Suhardiman ketika menerima kunjungan kandidat calon ketua umum Partai Golkar Yuddy Chrisnandi di kediamannya di Jakarta, Jumat.

Suhardiman mengingatkan Yuddy, agar Partai Golkar pandai bersikap dan memposisikan diri secara tepat terhadap partai pemerintah Indonesia mendatang.

Menurut dia, Partai Golkar tidak bisa berkoalisi dengan partai pemenang Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden karena flatformnya berbeda.

"PG hendaknya bisa menjaga jarak dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang tepat," kata pendiri sekretariat bersama Golkar ini.

Sementara Yuddy menyatakan bersikap sama dengan Suhardiman yakni memilih menjaga jarak dan mengkritisi kebijakan pemerintahan mendatang.

Menurut dia, kekalahan Golkar pada Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden, karena ditinggalkan oleh konstituennya yang beralih ke partai lain.

Untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat sekaligus membangun soliditas internal partai, maka Golkar harus menjaga jarak dengan pemerintahan mendatang dan terus mendekatkan diri dengan masyarakat.

"Pengurus PG harus bisa menyerap aspirasi masyarakat dan mengakomodirnya, sehingga dapat memulihkan suara PG pada Pemilu 2014," katanya.

Pada Pemilu Legislatif 2004 Partai Golkar berhasil meraih 20 persen suara tapi turun menjadi 14 persen pada Pemilu Legislatif 2009, bahkan pada Pemilihan Presiden turun lagi menjadi 12 persen.

Dengan mengakomodir aspirasi rakyat dan meningkatkan soliditas di internal Golkar, Yuddy optimistis, bisa memulihkan lagi perolehan suara Golkar pada Pemilu 2014. (*)