Singapura (ANTARA News) - Harga minyak menguat di perdagangan Asia, Jumat, dan memperpanjang kenaikan yang didukung oleh "rally" di pasar saham global dan melemahnya dolar AS, kata para analis.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, meningkat 50 sen menjadi 67,44 dolar AS, setelah terangkat 3,57 dolar AS dalam perdagangan semalam di AS.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September meningkat 33 sen menjadi 70,44 dolar AS menyusul kenaikan 3,58 dolar AS.

"Pasar saham global mencapai posisi tertinggi jangka pendek dan mendorong harga minyak mengikutinya," kata Ken Hasegawa, manajer meja energi di perusahaan pialang Newedge Japan di Tokyo.

Melemahnya dolar, juga membatu memicu harga minyak, kata analis, karena mata uang AS mundur kembali setelah pasar saham global dan harga logam rally mendorong investor memburu mata uang berisiko yang berkaitan erat dengan volatilitas pasar-pasar komoditas.

Sejak minyak diperdagangkan dalam dolar AS, komoditas ini menjadi lebih murah bagi para pemegang mata uang kuat, yang merangsang permintaan dan mendorong harga minyak naik.

Hasegawa mengatakan, pengurangan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada ekspor minyak mentah berat telah membuat Brent murah dan lebih menarik bagi negara-negara seperti China yang telah mendorong harga New York.

Di pihak lain, stok di Cushing, sebuah pusat pengiriman minyak AS dimana minyak diperdagangkan di New York, telah meningkat akibat pengiriman minyak mentah Kanada dalam tiga hingga empat pekan terakhir.

Hal ini memberikan tekanan pada kontrak berjangka New York, kata Hasegawa.

Analis lainnya mengatakan, meski harga minyak menguat namun masih rentan terhadap data yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi global tak sekuat yang diperkirakan.

"Melihat ke depan, kami perkirakan kekecewaan terhadap kecepatan pemulihan ekonomi akan mendorong penghindaran risiko baru," kata konsultan Capital Economics.

"Ini mungkin akan mendorong kenaikan permintaan mata uang safe haven dolar dan menambah tekanan turun harga komoditas," katanya.

Harga minyak "rebound" (berbalik naik) tadi malam di New York, dari hari sebelumnya yang terjun, karena pasar mendapat dukungan dari Wall Street dan melemahnya dolar AS.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, melompat 3,57 dolar AS menjadi ditutup pada 66.92 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September, terangkat 3,58 dolar AS menjadi menetap pada 70,11 dolar AS per barel.

Kontrak berjangka New York "memperoleh kembali sebagian besar kerugian dari kemarin," kata pedagang independen Ellis Eckland, mengacu pada jatuhnya harga pada Rabu, di tengah tingginya kekhawatiran tentang lesunya permintaan pasar.

Pada Kamis, kontrak telah "benar-benar didukung oleh pasar ekuitas pasar yang naik sangat kuat, dan oleh melemahnya dolar," kata Eckland.

Dengan meningkatnya indeks saham AS ke puncak tertinggi sejak November, pedagang minyak menangkap gelombang optimisme bahwa kondisi terburuk dari resesi panjang AS mungkin akan segera berakhir.

Komoditas yang dihargakan dalam dolar juga mendapat dorongan naik melemahnya dolar, yang membuat mereka lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih kuat.

Namun, Eckland memperingatkan, meningkatnya persediaan minyak AS dapat menekan pasar selanjutnya.(*)